Harga Cabai Melambung, TPID Bali Gencarkan Pasar Murah

10 Januari 2017, 21:38 WIB

Slide1

DENPASAR – Menyusul melambungnya harga cabai merah hingga tembus angka Rp 100 ribu per kilogram Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menggelar pasar murah di sejumlah lokasi.

Pasar murah dilakukan sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi daerah yang bersifat volatile shock. Kegiatan melibatkan Dinas Perindustruan dan Perdagangan Provinsi Bali bersama PT PPI Cabang Denpasar.

Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta selaku Ketua TPID hadir bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana hadir memantau langsung pasar murah di Pasar Kreneng Denpasar. Sudikerta menekankan, pasar murah cabai rawit akan terus digelar secara kontinu di wilayah lainnya agar harga komoditas pokok itu tetap stabil.

“Masyarakat juga berperan penting dalam mendukung pengendalian inflasi melalui banjar-banjar seperti menanam cabai di pekarangan,” kata Sudikerta. Pemerintah Provinsi Bali lewat Puspasari dan Urban Farming telah mengkampanyekan gerakan menanam cabai di sekitar rumah warga.

Di pihak lain, Sudikerta juga berharap masyarakat tidak terlalu terpaku pada cabai rawit saja melainkan bisa mengalihkannya dengan cabai keriting hijau, cabai setan dan cabai merah besar yang harganya tetap stabil. Pasar Murah yang digawangi TPID Bali juga dilanjutkan pihak Bulog Drive Bali dengan menggelar di sejumlah lojasi guna perluasan program rumah pangan kita (RPK).

Dalam pasar murah yang dibanjiri masyarakat itu, harga cabai rawit merah dijual dengan harga Rp 60 ribu guna meredam gejolak harga yang kian melambung itu.

Wakil Ketua TPID Bali Causa Iman menambahkan pelaksanaan pasar murah diharapkan menjadi jangkar dalam penetapan harga dan menahan laju inflasi yang dapat bersumber dari sisi permintaan, penawaran dan ekspektasi pelaku ekonomi.

“Karakteristik inflasi di Indonesia masih diwarnai tekanan yang bersumber dari penawaran seperti produktivitas komoditas bahan pangan, distribusi dan struktur pasar,” tutur Iman.

Kata Iman, TPID Bali optimis, lewat pengendalian inflasi yang intensif maka harapan mencapai perekonomian Bali yang berdaya saing, berkualitas dan keberlanjutan dapat tercapai. “Juga akan dapat membawa inflasi Bali menuju sasaran inflasi yang telah ditetapkan,” demikian Iman. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini