Hari Raya Kuningan Meningkatkan Spiritual Umat Hindu dan Introspeksi agar Terhindar Mara Bahaya

24 April 2021, 10:44 WIB
Ilustrasi persembahyangan bersama di Pura Sakenan, Denpasar/Dok.Humas
Pemkot Denpasar

Denpasar – Momentum Hari Raya Kuningan diharapkan bisa meningkatkan
spiritual umat Hindu dan sarana introspeksi agar terhindar mara bahaya.

Menurut Arya Gangga, pegiat literasi Praga Pustaka Bali, Hari Raya Kuningan
setiap 210 hari kalender Bali yang jatuh pada hari Saniscara (Sabtu), Kliwon,
Wuku Kuningan merupakan salah satu hari raya suci yang rutin dilaksanakan dan
dirayakan oleh umat Hindu di Indonesia terkhususnya di Bali.

Tahun ini Hari Raya Kuningan bertepatan pada, Sabtu 24 April 2021.

“Hari Raya Kuningan memiliki artinya tersendiri dimana berasal dari kata
Kuningan yang memiliki makna “kauningan” yang artinya mencapai peningkatan
spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya,” ujarnya
dalam keterangan tertulis.

Hari Raya Kuningan kali ini merupakan kali kedua dirayakan di tengah Pandemi
Covid-19 terhitung sejak Pandemi Covid-19 diumumkan pada Maret 2020.

Tentu hari raya kali ini, memiliki tantangan tersendiri di mana masyarakat
Hindu Bali dalam melaksanakan atau merayakan Hari Raya Kuninganh ini dengan
kebiasaan-kebiasaan baru seperti menjaga jaga, menggunakan masker dan protokol
kesehatan lainnya.

Sebagai sebuah fenomena, Hari Raya Kuningan ini memiliki filosofi untuk
meningkatkan nilai spiritual umat Hindu dengan cara intropeksi agar terhindar
dari mara bahaya, cukup kontekstual jika dihadapkan masalah Pandemi Covid-19.

“Sebagai masyarakat Hindu Bali tentunya dapat memberikan contoh dan vibrasi
positif dalam perayaan Hari Raya Kuningan untuk seluruh masyarakat Indonesia,”
ucapnya.

Pihaknya berharap semoga hari raya ini mampu mencerminkan sikap dan budaya
orang Bali dalam menghadapi Pandemi Covid-19.

“Sudah hampir 13 Bulan lebih kita di Dunia terkhususnya di Indonesia dan Bali
itu sendiri menghadapi Pandemi Covid-19, berbagai sektor merasakan dampak dari
pandemi kali ini,” imbuhnya.

Secara filosofis maupun makna dapat memberikan teladan bagi semua untuk terus
melakukan introspeksi dan membenah diri.

Selain itu harus optimis melewati ini semua agar semuanya dapat kembali
normal, menjalani kehidupan seperti sebelumnya dan bergotong royong untuk
membantu sesama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
(rhm)

Berita Lainnya

Terkini