Jakarta – Perusahaan bioteknologi
Moderna sudah merencanakan pembuatan vaksin covid-19 sejak pertengahan Januari.
Bahkan sebelum covid-19 menyebar ke seluruh dunia dan dinyatakan sebagai
pandemi dunia.
Saat ini, vaksin moderna sudah selesai dibuat dan sudah memasuki tahap akhir
uji klinis. Lantas, bagaimana hasil uji klinis vaksin racikan ilmuwan-ilmuwan
Moderna ini? Berikut ulasannya:
Hasil Uji Klinis Tahap Akhir Vaksin Moderna
Vaksin Moderna telah selesai melakukan uji klinis tahap akhir di Eropa,
Inggris, dan Amerika Serikat (AS). Hasilnya, vaksin mRNA-1273 ini memiliki
kemanjuran 94% untuk melawan virus corona baru.
Dari keterangan moderna, tidak ada relawan yang menderita efek samping ketika
divaksinasi sehingga mereka akan mengajukan izin penggunaan darurat ke
otoritas kesehatan Inggris, AS, dan Eropa secepatnya dan berharap akan
mendapatkan persetujuan penggunaan pada 17 Desember 2020.
Proses uji klinis vaksin ini dibuat menggunakan bahan genetik dari virus
SARS-CoV-2 yang telah direkayasa sehingga mampu mendorong terbentuknya sistem
antibodi tubuh untuk melawan virus Covid-19.
Proses Uji Klinis Vaksin Moderna
Hasil uji klinis vaksin moderna fase 1 dirancang untuk menguji dosis rendah,
menengah, dan tinggi. Hal ini berguna untuk mengukur keamanan dan kemampuan
tubuh dalam membentuk antibodi setelah disuntikkan vaksin.
Penelitian ini dilakukan oleh 45 orang dewasa sehat berusia 18 hingga 55 tahun
yang menerima dua kali vaksinasi dalam 28 hari.
Setelah itu, peserta akan menumbuhkan antibodi yang mampu menetralisir atau
menonaktifkan virus dalam tubuhnya. Hasil dari pengecekan laboratorium
menunjukkan antibodi ini serupa dengan antibodi yang terbentuk di tubuh pasien
yang telah sembuh Covid-19.
Vaksin ini aman dan dapat ditoleransi dengan baik oleh tubuh peserta. Walaupun
lebih dari setengah peserta ada yang mengalami efek samping kelelahan,
kedinginan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri di area yang disuntikkan dan
beberapa mengalami demam.
Namun, tidak ada efek samping yang serius.
Uji klinis fase akhir vaksin Moderna Moderat dilakukan di Amerika Serikat yang
melibatkan 30.000 peserta, setengahnya diberi vaksin Moderna dan setengahnya
lagi menerima plasebo (vaksin palsu).
Pada uji coba ini 195 orang jatuh sakit, 30 orang mengalami sakit parah dan
satu meninggal, akan tetapi mereka bukan yang diberi vaksin Moderna.
Uji coba tersebut melibatkan sejumlah besar orang dalam kelompok yang paling
berisiko terkena virus, dengan 7.000 orang berusia di atas 65 tahun dan lebih
dari 5.000 orang anak muda yang memiliki penyakit kronis.
CEO Moderna Stephane Bancel, menyatakan, hasil analisis primer ini telah
menunjukkan kemampuan vaksin kami untuk mencegah penyakit Covid-19 dengan
keberhasilan 94,1% dan kemampuan mencegah penyakit Covid-19 kronis.
“Kami yakin vaksin Moderna akan menjadi alat baru dan canggih yang dapat
mengubah jalannya pandemi ini dan membantu mencegah penyakit parah, rawat
inap, dan kematian,” ungkapnya.
Sementara, Profesor Epidemiologi penyakit menular di Imperial College London
Azra Ghani, juga menyatakan, kabar baik lainnya adalah tidak seorang pun yang
diberi vaksin Moderna menimbulkan penyakit parah.
Meskipun tidak menutup kemungkinan adanya risiko penyakit parah setelah
vaksinasi, mengingat jumlah kasus parah yang relatif kecil hasil ini
menunjukkan kemanjuran yang sangat tinggi (>85%) terhadap uji klinis akhir
ini.
Itulah hasil uji klinis vaksin moderna di Eropa, Inggris dan Amerika Serikat.
Bagi Anda yang sedang kurang sehat dan ingin memeriksakan kondisi kesehatan,
namun takut pergi ke rumah sakit. Anda bisa konsultasi online melalui aplikasi
Halodoc yang bisa di download di playstore.
Selain itu, Anda juga bisa mengetahui informasi seputar kesehatan dan gaya
hidup melalui aplikasi Halodoc ini dengan mudah, cepat, dan tentunya
murah.(rhm)