![]() |
Made Kembang Hartawan |
JEMBRANA– Netizen dibuat heboh oleh kabar taruhan sampai potong kuping segala di Kabupaten Jembrana dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali pada 27 Juni 2018 .
Berita geger yang beredar di masyarakat khususnya lewat media sosial, disampaikan bahwa Ketua Tim Pemengan pasangan nomor urut I Wayan Koster dan Cok Ace Kabupaten Jembrana, Kembang Hartawan mengajak taruhan dengan potong kuping apabila paslon yang dijagokan Kembang kalah dalam Pilgub Bali.
Menyikapi ramainya pembahasan potong kuping tersebut, Kembang angkat bicara. Menurutnya, peristiwa itu sesuguhnya tidaklah seperti apa yang telah beredar saat ini.
Kembang menjelaskan, dirinya saat berada di ruang tunggu beranda depan kantor, didatangi oleh Komang Sinatra, saat itu dalam suasana rileks.
“Pak Komang mendatangi saya dan meminta sejumlah uang kepada saya, katanya jika dikasih uang beliau tidak akan bergerak untuk menggalang dukungan paslon nomor 2 di Jembrana,” katanya kepada wartawan Senin (26/3/2018) .
Dia bilang, tidak punya uang dan hanya punya kuping. Taruhan potong kuping saja. kata Kembang jika mau.
“Kebetulan di ruangan itu ada CCTV jadi bisa dilihat rekamannya biar tidak menjadi berita bohong” jelasnya.
Dia menambahkan, sebelumnya dia memang mengatakan kepada Komang Sinatra mengenai target perolehan suara paslon nomor urut 1, berangkat dari data dan soliditas para kader, seluruh tim termasuk kader juga yakin bahwa kemenangan Koster-Ace di Jembrana mencapai target.
“Pak Komang walaupun bergerak di Jembrana untuk menggalang dukungan tidak mungkin mendapatkan suara 60%, 40% saja sudah hebat” imbuh Kembang.
Terkait ramainya pembahasan netizen tentang pemberitaan masalah potong kuping seperti yang diucapkan oleh Kembang , dirinya menyatakan, perbincangannya itu terjadi dalam suasana rileks dan apabila kemudian ditanggapi serius, dirinya tidak mempermasalahkan.
Situasinya rileks dan dalam candaan, mungkin Komang nenanggapi serius karena dia tau jika Kembang orangnya konsiten. satu kata satu tindakan dan satu perbuatan.
“Saya menghargai pak Komang karena teman saya, tetapi karena beliau yang buka duluan ya saya jelaskan kronologisnya” jelas Kembang. (*)