Gianyar– Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, G.A. Diah Utari menyampaikan tekanan inflasi pada tahun 2022 semakin berat salah satunya penyebabnya adalah konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan.
“Konflik ini menyebabkan harga komoditas dunia seperti energi dan bahan pangan meningkat,” ungkap Diah Utari saat High Level Meeting (HLM) dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Gianyar dalam rangka persiapan menyambut Idul Fitri 1443 Hijriah, Jumat, 22 April 2022.
Rapat dilaksanakan secara virtual dan dipimpin Wakil Bupati Gianyar dihadiri Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Kepala Badan Pusat Statistik, serta seluruh anggota TPID Kabupaten Gianyar.
Jelang Lebaran, BI Minta Satgas Pangan dan TPID Bangli Pantau Harga Bahan Pokok
Lebih lanjut Diah Utari mengungkapkan, kondisi inflasi yang tinggi telah terjadi di beberapa negara baik maju maupun berkembang. Tekanan inflasi di negara maju mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga kebijakan yang pada gilirannya akan mengakibatkan aliran masuk modal asing ke negara emerging market, termasuk Indonesia, akan semakin terbatas.
“Hal ini dapat memberikan tekanan nilai tukar yang meningkatkan imported inflation,” tuturnya.
Lebih lanjut, Diah Utari menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi di sebagian besar wilayah Indonesia telah mengalami pemulihan sejak triwulan II 2021, termasuk Bali yang telah mencatat pertumbuhan positif sebesar 0,51% pada triwulan IV 2021.
Bank Indonesia Ingatkan TPID Antisipasi Kenaikan Harga Akibat Inflasi saat Nyepi