Berdasarkan data historis, inflasi pada periode Ramadan/Idul Fitri di Bali relatif terkendali. Namun, tetap perlu diwaspadai untuk beberapa komoditas yang sering menjadi penyumbang inflasi pada periode tersebut.
Beberapa tantangan yang dihadapi Kabupaten Gianyar diantaranya masih tingginya ketergantungan bahan pangan dari luar daerah, infrastruktur dan distribusi pangan yang masih belum optimal, produksi pangan yang rentan dengan gangguan eksternal.
Ia menyebut beberapa faktor risiko ke depan perlu diwaspadai yaitu pemulihan pariwisata, kenaikan harga tiket pesawat, serta konflik geopolitik.
Bank Indonesia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Bali Tahun 2022 di Atas 6 Persen
Pada HLM ini, Bank Indonesia memberikan beberapa rekomendasi yaitu pemantauan harga dan stok komoditas, bekerja sama dengan Satgas Pangan agar tidak terjadi penimbunan stok, pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan, perluasan kerja sama antar daerah (KAD), peningkatan kualitas data harga dan stok bahan pangan di SiGapura (Sistem Informasi Harga Pangan Strategis), serta monitoring peta jalan TPID.
Dalam kesempatan sama, Wakil Bupati Gianyar, Anak Agung Gde Mayun yang menyampaikan HLM sangat penting dilakukan untuk dapat mengantisipasi lonjakan harga serta ketersediaan bahan pokok menjelang Idul Fitri 1443 H.
Anak Agung Gde Mayun menyampaikan, program PUSPA AMAN (Pusat Pangan Alami, Mandiri, Asri dan Nyaman), pemantauan harga, dan operasi pasar akan terus dilakukan dalam menjaga stabilitas harga.
Buka Layanan Penukaran, Bank Indonesia Jaga Kualitas Uang yang Beredar
Beberapa kegiatan untuk menjaga inflasi antara lain monitoring harga kebutuhan pokok, mendorong kerja sama antar daerah, meningkatkan peran UMKM, serta melakukan koordinasi dan sinergi antar pihak terkait untuk memajukan ekonomi Gianyat
Kepala BPS Gianyar, I Made Antara Yasa menambahkan, komoditas yang cenderung memerlukan perhatian untuk Idul Fitri antara lain daging ayam ras, tarif angkutan udara, ikan tongkol, buah jeruk. ***