Meski demikian, level pertumbuhan Provinsi Bali masih lebih rendah dibandingkan provinsi lainnya. Diah Utari optimis bahwa perekonomian Bali ke depan akan semakin membaik.
Hal ini disebabkan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Bali seiring dengan beberapa kebijakan antara lain pelonggaran mobilitas masyarakat, pembukaan direct flights dari luar negeri, kebijakan pelonggaran PPLN (Pelaku Perjalanan Luar Negeri), pelaksanaan beberapa event internasional, serta keberlanjutan beberapa proyek di Bali.
Diah Utari menambahkan, secara spasial pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gianyar disumbang oleh sektor akmamin (20,12%), pertanian (15,25%), serta konstruksi (11,01%).
Kenaikan Harga Cabai hingga Minyak Goreng Tekan Inflasi Bulanan di Bali
Disamping itu, berdasarkan Laporan Akhir Penelitian Komoditas Produk dan Jasa Unggulan (KPJU) Provinsi Bali 2021, diketahui bahwa UMKM potensial dapat dikembangkan di Kab. Gianyar, khususnya sektor peternakan seperti bebek, kambing dan babi dan pertanian /perkebunan seperti kelapa, untuk pemenuhan kecukupan bahan pokok internal Kabupaten Gianyar.
“Inflasi Provinsi Bali pada Maret 2022 adalah sebesar 2,4% (yoy),” sebut dia.
Meskipun relatif rendah, Diah Utari memperingatkan sampai minggu kedua April 2022 telah terjadi kenaikan pada beberapa komoditas di Kabupaten Gianyar seperti minyak goreng, daging sapi has luar, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, serta gula pasir.
Pengamat Ekonomi UGM: Kenaikan Harga Pertalite dan Tarif Listrik Picu Inflasi