HUT Amlapura ke-382, Bupati Dana: Prioritaskan Pembangunan Pertanian dan Pelestarian Budaya

Bupati Gede Dana menegaskan perayaan HUT Kota Amlapura ke-382, mengangkat tema dan filosofi memprioritaskan pembangunan bidang pertanian dan pelestarian adat budaya.

24 Juni 2022, 06:39 WIB

Amlapura– Pada perayaan HUT Kota Amlapura ke-382, Bupati Gede Dana menegaskan kembali sesuai tema dan filosofi yang menjadi tema perayaan untuk memprioritaskan pembangunan bidang pertanian dan pelestarian adat budaya.

Hari jadi Kota Amlapura ke-382 mengangkat tema “UDHAKA ANJALI KERTHI” yaitu memuliakan Air untuk Kesejahteraan Manusia, dengan logo berbentuk Gunung, Gapura, Candi Bentar, Bunga Padma dan Angka 382 yang yang mengandung makna bahwa landasan filosofis dalam menjalankan pemerintahan di Kabupaten Karangasem adalah Padma Bhuwana.

Ada yang unik dalam perayaan HUT Kota Amalpura tahun ini yang belum pernah dilaksanakan, dimana peringatan Hari Jadi Kota Amlapura ke-382, ditandai dengan prosesi agama Hindu yaitu ngaturang banten otonan yang diselenggarakan di Taman Budaya Candra Bhuana, Rabu (22/6/22) malam.

“Filosofinya, memberikan prioritas pada bidang pertanian dan pelestarian adat budaya untuk mendukung pembangunan kepariwisataan,” tegas Bupati Gede Dana.

Untuk itu, pada pameran akan ditampilkan, hasil-hasil komoditi Kabupaten Karangasem yang diikuti oleh para pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Karangasem.

“Disela-sela kegiatan pameran juga akan ditampilkan pagelaran seni dan budaya untuk memberikan hiburan kepada masyarakat Karangasem,” tegas Bupati Gede Dana.

Bupati Gede Dana, menyampaikan, HUT Kota Amlapura kali ini tidak ada pemotongan tumpeng. Sebab, menurutnya, peringatan Hari Ulang Tahun di Bali identik dengan Otonan.

Sehingga upakara sesayut pageh tuwuh yang menjadi sarana upacara peringatan Hari Jadi Kota Amlapura ke-382 dipakai untuk memperoleh umur panjang dirgayusa dan simbol ngeset aledan peras adalah sebagai simbolisasi untuk memperoleh keberhasilan.

“Otonan adalah hari dimana seseorang memperingati hari kelahirannya, ditujukan untuk memanjatkan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi atas napas dan kehidupan yang telah diberikan,”ulasnya.

Lanjut dia, manusia dilahirkan ke dunia diberikan kesempatan untuk memperbanyak perbuatan baik, sehingga bisa meningkatkan kualitas hidupnya.

“Melalui otonan, seseorang diharapkan bisa mengubah perilakunya menjadi lebih baik, bijaksana, dan welas asih baik kepada orangtua, saudara, keluarga, serta masyarakat,” sambungnya.

Peringatan Hari Ulang Tahun adalah identik hari lahir, sehingga upakara sesayut pageh tuwuh yang menjadi sarana upacara hari ulang tahun dipakai untuk memperoleh umur panjang dirgayusa dan Simbol ngeset aledan peras adalah sebagai simbolisasi untuk memperoleh keberhasilan.

“Harapan panjang umur dan berhasil adalah impian semua orang melalui peringatan Hari lahirnya,” urainya menilik tradisi ritual dan budaya yang ada di masyarakat. ***

Artikel Lainnya

Terkini