Ini Wejangan Gubernur Pastika untuk Calon Pimpinan Polri

19 September 2015, 06:25 WIB

PUB2469

Kabarnusa.com
Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang pensiunan jenderal polisi
memberi wejangan kepada para yuniornya di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian
(STIK) sekaligus harapannya agar para calon pimpinan aparat korps baju
coklat itu tetap profesional dan tidak mabuk kekuasaan.

Menurut
Pastika, tugas sebagai seorang polisi tidaklah mudah. Sebab, semua
urusan hidup seorang manusia bisa menjadi urusan polisi, terutama hal
yang berkaitan dengan urusan politik.

“Kewenangan polisi sangat
maha besar,yang merupakan sebuah beban di pundak anggota kepolisian
untuk menentukan arah tujuan sebuah negara,” katanya saat berbicara di
depan para mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK)  PTIK yang di
Markas Polisi Daerah (Mapolda) Bali, Denpasar, Jumat (18/9/2015).

Karenanya,
seorang anggota polisi harus dibekali dengan karakter, moral, dan
piranti-piranti sedemikian rupa sehingga perilaku, cara berpikir, cara
berpijak dan cara berkata juga bisa diatur.

Karena jika tidak dibatasi, kewenangan yang dimiliki menurutnya akan dipergunakan sewenang-wenang.

“Kalau kita kuasa, kita akan sok kuasa, jadi memang harus dibatasi,” tegasnya lagi.

Pastika
yang merupakan senior di jajaran kepolisian itu menyatakan, dirinya
mempunyai kewajiban moral untuk ketemu dengan para peserta, guna berbagi
pengalaman-pengalaman dalam menjalankan tugas menjadi polisi.

Harapannya, apa yang diungkapannya itu, bisa menjadi cerminan dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai anggota polisi.

Pastika mengakui, perilaku-perilaku yang mabuk dengan kekuasaan, seringkali menggugah keprihatinnya.

Kata dia, Kekuasaan yang berlebihanlah, menyebabkan mabuk dan terkadang membuat celaka.

“Kekuasaan
itu ibarat anggur yang manis, diminum sedikit bikin sehat, tapi karena
manis kita minum terus dan bikin ketagihan. Karena diminum terus,
akhirnya memabukan,” tukasnya.

Untuk itu ia berpesan kepada para
mahasiswa agar mempergunakan setiap waktu untuk belajar, selalu
melakukan intropeksi diri, agar bisa mencapai cita-cita yang diharapkan.

Selain itu, mhasiswa juga diharapkan membekali diri dengan iman
dan takwa, sebagai benteng diri dalam menghadapi berbagai godaan tugas.

 “Tidak ada pekerjaan yang berat, yang berat adalah godaannya,” katanya menegaskan. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini