![]() |
Prof Dawam Rahardjo/foto suara muhammadiyah |
JAKARTA– Tokoh nasional salah satu pendiri Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof Dawam Rahardjo, tutup usia di RSI Jakarta, Rabu (30/5/2018) malam.
Dawam meninggal pada pukul 21.55 WIB di RSI Jakarta pada usia 77 tahun.
Kabar berpulangnya yang pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu beredar di beberapa grup whatsapp (WA) seperti Alumni HMI Yogyakarta
“Innlillahi wa Inailaihi Rojiun, telah berpulang ke Rahmatullah Bpk Prof Dawam Rahardjo, Rabu 30 Mei 2018 jam 21.55 WIB, di RSI Jakarta, semoga Khusnul Khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” tulis Muslimah Zuhro.
Berpulangnya pria yang akrab disapa Mas Dawam ini, tersebar luas dan simpati duka cita terus mengalir dari berbagai kalangan.
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie di akun media sosial Twitter juga mengungkapkan duka mendalam.
“Innalillahi wanna ilaihi rojiuun. Mari Kita doakan yg terbaik, bpk Prof. M. Dawam Rahardjo barusan menghembuskan nafas terakhir kembali ke haribaan-Nya. Alfatihah… Insya Allah, husnulkhotimah,” tulisnya di akun @JimlyAs.
Ungkapan sama juga disampaikan para yuniornya di Yogyakarta seperti alumni HMI Cabang Bulaksumur, Cokro yang pimpinan lembaga pendidikan Islam di Bogor, Jawa Barat.
“Sang Pemikir telah pergi, beraninya adalah berkah, merdekanya adalah tuah bagi ummat yang selalu kalah, Selamat Jalan Mas Dawam,jejak pena tajammu menjadi warisan abadi generasi kami untuk terus mencari sejumput kebenaran di tengah keriuhan,” tulis Cokro.
Saat ini jenazah Damam telah disemayamkan di rumah duka Komplek Billymoon, Jl. Kelapa Kuning III Blok F 1 No. 2, Pondok Gede, Jakarta Timur.
Diketahui, Dawam merupakan tokoh Muhammadiyah yang dikenal kritis terhadap diskriminasi terhadap pemeluk Ahmadiyah di Indonesia.
Ia dikenal konsisten membela prinsip-prinsip kesetaraan dan pluralisme seperti mendiang Yap Thiam Hien. Akibat pembelaannya terhadap Ahmadiyah, Muhammadiyah memecat keanggotaannya secara tak langsung.
Dawam banyak menulis buku-buku, baik tentang ekonomi maupun tentang agama Islam. Dawam pernah menjadi ketua ICMI se-Indonesia, pemimpin Jurnal Ilmu dan Kebudayaan Ulumul Qur’an, dan ketua yayasan ELSAF (Lembaga Studi Agama dan Filsafat).
Selain itu, Dawam juga pernah berkarir sebagai Staf di Departemen Kredit Bank of America, Jakarta pada 1969. Namun, dua tahun kemudian, ia memutuskan berhenti. Selepas dari Bank of America, Dawam kemudian bergabung di LP3ES (Lembaga Penelitian dan Pembangunan Ekonomi-Sosial) sebagai staf peneliti.
Posisinya terus naik hingga menjadi Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan hingga menjadi direktur. Pada saat di LP3ES inilah, pengetahuan Dawam Rahardjo tentang ekonomi kerakyatan bertambah. Sejak itu, tulisan maupun esai Dawam Rahardjo mengenai ekonomi dan politik tersebar di media massa
Ketika ICMI dilahirkan di Malang, tak lepas dari peran tokoh-tokoh penting seperti B.J Habiebie, Imanuddin Abdurrahim, M. Amin Rais, Nurcholis Madjid, Dawam Raharjo dan tokoh lainnya. (rhm)