Jamaah Masjid Raya Ukhuwah Denpasar Membiasakan Diri Disiplin 3M

31 Oktober 2020, 08:49 WIB

Asep Wahyudi (kanan) dari Sekretariat Masjid Ukhuwah didampingi pengurus
lainnya menjelaskan senantiasa mendukung himbauan pemerintah seperti
saat pelaksanaan ibadah salat fardu lima waktu maupun salat jumat tetap
menjalankan protokol kesehatan/Kabarnusa.

Denpasar – Jamaah Masjid Raya Ukhuwah Denpasar Bali kini telah
menjadikan disiplin 3M memakai masker mencuci tangan dan menjaga jarak sebagai
bagian dari kebiasaan baru saat pandemi Cobvid-19.

Pandemi virus corona atau Covid-19 semakin menyadarakan masyarakat untuk lebih
peduli terhadap kesehatan sebagaimana dilakukan pengurus atau takmr Masjid
Ukuwah Jalan Hasanudin, Denpasar.

Pengurus melakukan komunikasi, koordinasi dengan aparat desa, tokoh desa
hingga Satgas desa, untuk langkah penanganan dan pencegahan Covid-19.

Asep Wahyudi dari Sekretariat Masjid Ukhuwah menjelaskan senantiasa mendukung
himbauan pemerintah seperti saat pelaksanaan ibadah salat fardu lima waktu
maupun salat jumat tetap menjalankan protokol kesehatan.

Pihaknya mendukung program pemerintah dalam upaya penceghan penyebaran
Covid-19 di tempat ibadah. Menurutnya, di Masjid tempat berkumpulnya banyak
orang untuk beribadah, menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan-pesan
pentingnya menerapkan protokol kesehatan atau prokes.

“Penerapan prokes dimulai ketika jamaah datang harus mencuci tangan dengan
sabun atau air bersih, melakukan cek suhu tubuh dan memastikan masker telah
dugunakan secara benar,” jelas Asep dalam keterangannya, Jumat (30/10/2020).

Sesuai anjuran pemerntah dalam menjaga jarak maka tempat salat dan jarak atau
shaf diatur berjarak sekira 1 meter. Juga, jamah wajib membawa sajadah sendiri
dari rumah.

Dijelaskan, fasilitas prokses juga disiapkan seperti hand sanitizer yang
dipasang di tiang-tiang masjid juga tambahan tempat cuci tangan lainnya di
titik strategis.

Di tengah pandemi ini juga, pihaknya juga membatasi jumlah jamaah dibanding
hari nornal mampu menampung 2500 sampai 3000 jamaah. Maka, sekarang dibatasi
dengan jarak shaft itu, hanya dipergunakan untuk menampung sekira 500 orang
jamaah.

“Alhamdulilah, respon ,jamaah sangat positif, apalagi, kami menjalankan prokes
ini sejatinya sejak awal pandemi Covid-19, dan sekarang sudah menjadi
kebiasan,” katanya.

Sebelumnya, kata Asep, saat itu terasa agak canggung, aneh, sumuk dan tidak
nyaman namun perlahan kini telah menjadi kebiasaan.

“Kami semua lakukan pendekatan persuasif, jika ada yang tidak bawa masker,
kami berikan masker dan seterusnya, semua ini dilakukan demi menjaga kesehatan
bersama,” imbuh Asep.

Awalnya, respon jamaah terhadap penerapan prokes merasa masih asing dan aaneh
ketika mereka harus memakai masker, mencuci tangan dengan hand sanitzer, dan
menjaga jarak, semua itu karena belum terbiasa.

“Kami pengurus tetap sabar dan memberikan pemahaman soal prokes, jika ada yang
tidak memakai masker, kami lakukan pendekatan persuasif dalam mengajak jamaah
sebab kita harus melakukan ini semata untuk memjaga kesehatan kita semua,”
tandas Asep didampingi pengurus lainnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini