![]() |
KPPU dan Tim Satgas Pangan menggelar video conference di Mabes Polri/foto:istimewa |
JAKARTA – KPPU beserta Tim Satgas Pangan memperketat pengawasan di lapangan guna mencegah praktek spekulan dan mengantisipasi kenaikan harga pangan jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru.
Terkait hal itu, KPPU dan Tim Satgas Pangan melakukan Video Conference di Mabes Polri kepada seluruh Polda dan lembaga terkait di Indonesia, Senin (11/12/2017).
Acara dipimpin Kapolri Tito Karnavian dihadiri Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Kabulog dan Perwakilan dari BPOM
Video conference antara Kapolri beserta Pejabat Utama Mabes Polri dan para Kapolda beserta jajarannya ini diselenggarakan dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga pangan jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru.
Biasanya, pada momen tersebut rawan dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu dengan menaikan harga untuk memperoleh margin harga dan keuntungan yang eksesif.
“Ya, ini merupakan langkah antisipasi dan merupakan langkah lanjutan dari kinerja Satgas Pangan sebelumnya pada saat puasa dan idul fitri untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan strategis menjelang Natal dan Tahun Baru,” kata Tito.
Tito menjelaskan, koordinasi ini sekaligus juga menjadi alarm, sending message kepada para pelaku usaha yang hendak berlaku curang agar tidak main-main menaikkan harga dalam momen jelang Natal dan Tahun Baru ini.
Dikatakan, langkah-langkah antisipasi lonjakan harga dan kelangkaan stok pangan strategis telah dilakukan Polri sejak satu bulan lalu.
Demikian juga, KPPU turut serta berperan aktif dalam upaya tersebut bersama dengan instansi lainnya. Langkah-langkah yang telah dilakukan KPPU antara lain yaitu (i) memetakan pola produksi dan distribusi komoditas pangan strategis.
Komoditas itu terdiri 11 komoditas pokok, yaitu Beras, Minyak Goreng, Gula Pasir Putih, Bawang Merah, Bawang Putih, Kedelai, Jagung, Daging Sapi, Cabai Rawit Merah, Terigu, dan Ayam Potong.
(ii) memetakan potensi terjadi pelanggaran dalam rantai distribusi, yaitu potensi penimbunan dan potensi terjadinya praktek monopoli dan kartel (persekongkolan untuk mengatur harga serta pasokan ke pasar).
(iii) memetakan pelaku usaha utama di setiap komoditas pangan strategis.
Ketua KPPU Syarkawi Rauf juga menjelaskan kordinasi antar intansi untuk bersinergi menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pangan jelang Natal dan Tahun Baru ini telah dilakukan sejak satu bulan lalu.
“Hari ini KPPU menghadiri undangan Kapolri untuk melakukan Video Conference dengan para Kapolda beserta jajarannya untuk memastikan bahwa harga dan pasokan pangan di daerah-daerah tetap stabil dan mencukupi,” kata Syarkawi.
Pihaknya telah melakukan langkah antisipatif dengan melakukan pemantauan dan pemetaan jalur distribusi dan produksi bahan pangan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemetaan pelaku usahanya dan pola-pola perilakunya.
Dalam Video Conference diketahui, stok bahan pangan masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan jelang Natal dan Tahun Baru 2018, baik komoditas pangan yang dihasilkan sendiri di dalam negeri maupun yang kita impor, seperti kedelai, daging sapi dan white sugar.
Kendati begitu, guna memastikan kestabilan harga dipasar Satgas Pangan tetap akan ikut memantau pelaksanaan operasi pasar sehingga pasokan dan harga komoditas pokok tetap stabil.
Dalam arahannya, Kapolri meminta seluruh Polda untuk segera melakukan koordinasi dengan para stakeholder di daerah termasuk KPPU daerah. Kapolri juga meminta agar Satgas Pangan melakukan soft approach kepada para pelaku usaha.
Jika kemudian terjadi kenaikan harga, agar diteliti penyebabnya dan bila ditemukan adanya pelanggaran agar segera dilakukan tindakan penanganan yang tidak over reactive agar situasi tetap kondusif.
KPPU berharap jelang Natal dan Tahun Baru ini, harga tetap stabil seperti saat Ramadhan dan Idul Fitri yang lalu. Para pedagang dan pelaku usaha dibidang pangan dapat bekerja sama untuk terlibat secara proaktif dalam menjaga kestabilan pasokan dan harga.
“Para Pedagang dan pelaku usaha dibidang pangan ini bisa terlibat secara aktif bekerjasama untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan pangan strategis untuk kepentingan bersama,” demikian Syarkawi. (des)