Kagama Bali Produksi APD Mandiri Bagi Tenaga Medis Covid-19

4 April 2020, 22:27 WIB
kagama
Pengurus Daerah (Pengda) Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Bali menggandeng industri garmen lokal untuk memproduksi APD secara mandiri/ist.

Denpasar – Mengantisipasi kelangkaan alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 di Bali Pengurus Daerah (Pengda) Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Bali menggandeng industri garmen lokal untuk memproduksi APD secara mandiri.

“Langkah ini dilakukan sebagai bentuk pengabdian, apalagi jumlah APD saat ini masih sangat terbatas,” tutur Pengda Kagama Bali I Gusti Ngurah Agung Diatmika dalam keterangannya, Sabtu (4/4/2020).

Apalagi, pasokan dari pusat juga belum mencukupi sehingga selain bertujuan memberikan bantuan kepada tenaga medis, produksi APD secara mandiri di Bali disebutnya sebagai upaya menolong ekonomi masyarakat yang kian hari kian lesu akibat wabah COVID-19.

Diungkapkan, saat ini, banyak sekali para karyawan di Bali yang sudah dirumahkan, dengan kita memproduksi secara mandiri seperti ini kan membuat kita juga bisa membantu para penjahit lokal.

Jumlah APD yang nanti akan disalurkan ke beberapa rumah sakit yang ada di Bali, untuk tahap pertama yakni 900 APD yang terdiri dari tiga jenis, seperti jenis Over All dan Kimono untuk perawat, sedangkan jenis APD Kemeja yang untuk residen.

“Pembuatannya juga sudah sesuai standar, kami dapat contohnya dari Jakarta. Termasuk juga bahan, pola, SOP, semuanya sudah ada dan sudah menyesuaikan dengan protokol yang ada,” jelas Diatmika.

PT Gino Valentino Bali yang dirangkulKagama Bali sudah mulai memproses pembuatan APD. Hingga hari ini, Sabtu (4/4) tercatat sudah ada 150 lebih APD yang telah jadi.

“Kita akan terus kerjakan seluruh bahan yang sudah diberikan oleh Kagama Bali, agar dalam waktu dekat ini 900 APD itu bisa segera kami selesaikan,” ujar Direktur PT Gino Valentino Bali Gino Valentino.

Sejatinya seluruh karyawannya sudah ia liburkan sejak wabah virus corona masuk ke Indonesia. Namun, ketika ada permintaan untuk memproduksi APD dari Kagama Bali, pihaknya langsung menyetujui untuk mengambil kerjasama itu.

Tujuannya tentu ingin terlibat membantu tenaga medis yang bekerja siang malam.

“Kalau perusahaan sama sekali tidak mengambil untuk dalam proses pembuatan ini, semua dana yang masuk murni hanya untuk para pekerja (panjahit) ini yang sudah mau meluangkan waktunya,” ujar Gino.

Untuk kapasitas produksi, masih menyesuaikan dengan jumlah para karyawan yang ia pekerjakan saat ini. Mengindari kerumunan, ia hanya mempekerjakan 10 orang dari sekitar 40 pegawai yang ada di usahanya.

“Saat ini proses bahannya kan belum selesai dipotong semuanya, tapi nanti kalau semuanya sudah dipotong kita tentu akan panggil seluruh pekerja yang ada. Intinya akan kita atur agar tidak terjadi kerumunan,” imbuhnya. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini