#MediaLawanCovid19 diluncurkan dengan konten edukasi bersama dengan fokus pada Anak-anak dan Remaja/Istimewa |
Jakarta – Tingginya daya penularan varian-varian baru virus Covid-19
yang mengancam kelompok usia anak (0-18 tahun) membuat kampanye gerakan
bersama melalui #MediaLawanCovid19 kembali disuarakan.
#MediaLawanCovid19 diluncurkan dengan konten edukasi bersama dengan fokus pada
Anak-anak dan Remaja, pada Senin-Selasa (28-29 Juni 2021).
Kampanye #MediaLawanCovid19 dilakukan mengingat tingginya daya penularan
varian-varian baru virus Covid-19 yang mengancam kelompok usia anak (0-18
tahun).
Kian menanjaknya kasus positif Covid-19 pada kelompok usia anak, perlu
mendapat perhatian sangat serius dari para orang tua, tenaga pendidik, dan
juga kalangan remaja.
“Update Data Nasional dan Analisis Kasus Covid-19 pada Anak-anak” per 24 Juni
2020 yang dikeluarkan oleh Satgas Penanganan Covid-19, menunjukkan proporsi
yang terpapar di kelompok usia anak ini cukup besar.
Diketahui, total kasus Covid-19 di Indonesia, sebanyak 12,6% (250 ribu)
berasal dari kelompok usia anak. Proporsi terbesar berada pada kelompok usia
7-12 tahun (28,02%), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (25,23%) dan 13-15
tahun (19,92%).
Namun, berdasarkan persentase angka kematian, yang tertinggi justru berada
pada kelompok umur 0-2 tahun (0,81%), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun
(0,22%) dan 3-6 tahun (0,19%).
Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menunjukkan rawannya penularan
virus Covid-19 pada kelompok usia anak. Ketua Umum IDAI Prof. Dr. Aman B.
Pulungan memaparkan, sebanyak 1 dari 8 kasus Covid-19 adalah anak-anak.
“Dari jumlah kasus itu, sebanyak 3-5 persen di antaranya meninggal dunia, dan
separuhnya adalah balita,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Minggu
(27/6/2021).
Dikatakan, penambahan kasus positif Covid-19 ini sesungguhnya mencapai
puncaknya pada Januari 2021 dan sempat mengalami penurunan hingga April 2021.
Hanya saja, perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan trennya kembali mengalami
kenaikan pada Mei 2021, seiring dengan kian menyebarnya varian-varian baru
Covid-19.
Sejumlah penelitian menyebutkan, varian-varian baru virus Covid-19 memiliki
daya penularan lebih tinggi dibanding virus Covid-19 awal.
Dari empat varian baru yang berkembang, varian Delta asal India dinyatakan
sebagai paling berbahaya, dengan daya tular 97 persen lebih tinggi. Diikuti
oleh varian Gamma (Brasil) 38 persen, Alpha (Inggris) 29 persen, dan Beta
(Afrika Selatan) 25 persen.
Sehubungan itu, potensi penularan masif pada kelompok usia anak perlu sangat
diwaspadai. Dalam konteks itu pula, #MediaLawanCovid19 pasa Senin (28/6) pagi
ini menayangkan kampanye bertajuk “Ayah-Bunda, Lindungi Aku dari Covid-19”.
Kampanye ini ditujukan kepada para orang tua agar untuk sementara waktu tidak
mengajak anak-anaknya bepergian, kecuali dalam keadaan darurat. Rumah menjadi
tempat terbaik bagi mereka untuk terlindung dari ancaman Covid-19.
Kampanye ini disusul dengan kampanye kedua pada Selasa esok (29/6) bertajuk
“Ada yang Ngajak Ngumpul? Tolak Saja”.
Kampanye ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran di kalangan remaja dan
anak muda agar sementara waktu menghindari berbagai acara kumpul-kumpul
bersama teman-temannya.
Masih kuat anggapan bahwa kalangan muda tidak rentan terpapar oleh Covid-19
dibanding kelompok usia lanjut, seperti di masa-masa awal pandemi.
Kedua kampanye ini akan dipublikasikan secara serentak di berbagai platform
media, baik di jaringan televisi, radio, majalah, koran, media siber maupun
media sosial.
Aksi ini menindaklanjuti kampanye-kampanye #MediaLawanCovid19 sebelumnya yang
dimulai pada 24 Maret 2020, dengan mengusung sejumlah tema antara lain: Jaga
Jarak, Jangan Lengah, Jangan Mudik, Aman Pakai Masker, Peduli Sekitar Kita,
Hati-hati Makan Bersama, Yuk Lindungi Mereka (vaksinasi lansia), dan terakhir
PantunGakMudik menjelang Idul Fitri, Mei lalu.
#MediaLawanCovid19 adalah sebuah inisiatif bersama kalangan media untuk
menyebarkan berbagai konten edukatif secara masif dalam upaya memerangi
penyebaran virus Covid-19 di Indonesia.
Inisiatif ini pada awalnya diikuti oleh sekitar 100 jaringan media nasional
dan daerah dalam berbagai platform, yaitu televisi, radio, media cetak, media
siber serta media sosial.
Inisiatif ini muncul secara spontan dari kalangan media dan bersifat
independen, tanpa terafiliasi dan dibiayai oleh pihak mana pun. Sehingga
begitu, kerja-kerja jurnalistik tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya,
dengan tetap menjunjung azas independensi.
Melalui kerja berjaringan ini, diharapkan berbagai pesan penting dalam upaya
memerangi penyebaran virus Covid-19 dapat tersebar luas dan menjangkau seluruh
lapisan masyarakat secara cepat.
Hal ini menjadi amat penting, karena penyebaran Covid-19 tampaknya semakin
random dan luas. Sementara, kesadaran publik belum terbangun secara
sistematis. (*/rhm)