Denpasar – Kapolda Bali Irjen Pol Dr. Petrus Reinhard Golose meyakini
tidak ada hal-hal yang signifikan yang mengganggu pelaksanaan Pilkada Serentak
2020.
Bali merupakan provinsi yang memiliki tata kehidupan dengan kebudayaan tinggi
berupa adat istiadat, agama, tradisi, seni budaya dan kearifan lokal yang khas
serta memiliki nilai spiritual yang cukup tinggi.
Dengan demikian, Bali mempunyai daya tarik yang tinggi menjadi Destinasi
Pariwisata Dunia, dengan julukan.
“Pulau Seribu Pura” yang harus kita lestarikan dan jaga bersama,” tegas
Kapolda Golose di sela Upacara Melaspas Mapolda Bali, Caru Rsigana, Caru Panca
Kelud dan Upakara Pemali Agung, Minggu (9/2/2020).
Sebelumnya Polda Bali sudah berhasil dalam pelaksanaan pengamanan Pileg dan
Pilpres 2019 yang kita ketahui bersama hampir sama sekali tidak ada kejaian
menonjol dalam pesta demokrasi tersebut.
Hal itu tidak lepas dari kerja sama antara stake holder dan seluruh lapisan
masyarakat, termasuk Tokoh Agama, Tokoh Adat yang berperan aktif dalam
membantu aparat TNI/Polri sehingga situasi Kamtibmas pasca Pilpres masih tetap
kondusif.
Berkaitan persiapan menjelang Pilkada tahun 2020 kami telah melakukan mapping
terhadap situasi yang menjadi potensi konflik menjelang pelaksanaan Pilkada
tahun 2020.
“Saya rasa tidak ada hal-hal yang signifikan yang dapat menganggu proses
jalannya Pilkada tahun 2020,” katanya menegaskan.
Sekalipun ada, lanjut Golose, kepolisian telah melakukan upaya antisipasi,
tapi mudah-mudahan tidak ada gejolak yang dapat menganggu jalannya Pilkada
tahun 2020. Upacara Pemelaspasan Mapolda Bali dipuput 3 Ida Pedanda beserta 88
Pemangku dari masing-masing wilayah di seluruh Bali.
Rangkaian upacara diawali dengan Caru Rsigana, Caru Panca Kelud dan Upakara
Pemali Agung disertai dengan tarian Sidakarya selanjutnya Pembersihan diri
yang dilaksanakan oleh Kapolda Bali,dan PJU Polda Bali beserta undangan.
Kapolda Bali menyampaikan sebagai umat yang percaya mari kita panjatkan rasa
syukur kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkatnya kita dapat
melaksanakan upacara ini, mengapa kita melaksanakan upacara ini adalah sebagai
bentuk penghormatan kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Tadi kita telah melaksanakan kegiatan upacara pecaruan agung yang mana umat
hindu sangat mensakralkan upakara ini, selain pemangku yang hadir dengan
jumlahnya 88 (Delapan puluh delapan) Candi bentarnya juga dibentuk dengan
angka Delapan, kita diberikan kepercayaan oleh rakyat Bali untuk melindungi
rakyat Bali,” sambungnya.
Pembangunan kantor ini belandaskan dari Hasta Brata yang ke 5 yaitu Yama Brata
yang berarti Keadilan. “Kantor kita dibangun adalah untuk melayani rakyat Bali
dengan asas keadilan,” imbuhnya.
Melalui upacara inilah, Golose mengajak masyarakat berdoa bahwa kita mempunyai
kantor yang megah ini agar dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan
baik.
Dengan Doa Bersama dari para sulinggih dan Pemangku serta seluruh anggota
Polda Bali juga diharapkan dapat membantu menciptakan situasi kamtibmas yang
kondusif menjelang Pilkada Tahun 2020 di Provinsi Bali. (rhm)