BULELENG – Warga mulai merasa terganggu dengan keberadaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Banjar Dinas Lebah Desa Kaliasem, Lovina, Kabupaten Buleleng, Bali karena menimbulkan bau tidak sedap.
Informasinya, sampah-sampah itu berasal dari kawasan desa Kalibukbuk yang diaggkut warga dengan armada pik up dan sampah warga Kaliasem sendiri. Warga setempat protes terhadap keberadaan TPS di kawasan jantung pariwisata Lovina itu, Sabtu (2/9/2017) sore.
Anggota DPRD Bali Nyoman Tirtawan datang mendengar aspirasi warga yang keberatan mereka terhadap bau tidak sedap dari TPS. Tirtawan dulu pernah hidup di Lovina juga merupakan salah satu aktivis kelompok sadar lingkungan didirikan tahun 90an di Lovina.
Mantan Kepala Desa Kaliasem Komang Suwandi, dan tokoh masyarakat lainya dari kalangan pariwisata, Jafar juga hadir serta menegaskan keberadaan TPS sangat mengganggu kenyaman dan kesehatan warga di setempat.
“Jelas kami menolak TPST ini. Baunya sampai ke pantai,” ujar Jafar. Kata dia, ada tiga hal ditimbulkan dari TPST itu, pertama, bau menyenggat pada jam-jam 02.00 wita kala aktivitas pengangkutan sampah mulai dilakukan.
“Puncaknya malam hari saat truk-truk mulai angkut sampah. Kalau sudah dilakukan pengangkutan sampah, kami sudah tidak bisa tidur karena tidak kuat dengan bau sampah,” bebernya.
Dia mempertanyakan komitmen Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam mengembangkan kawasan pariwisata Lovina dengan membangun TPST di pusat pariwisata. Jafar juga menyampaikan keluhan wisatawan Sebastiaan Broeen, yang rumahnya berdekatan depan pintu masuk TPS itu.
Berdirinya TPS itu menimbulkan persoalan baru, selain bau menyengat juga muncul ribuan ulat dari sampah tersebut. Komang Suwandi menuturkan saat musim hujan ulat sampah sangat mengganggu warga.
Untuk itu, warga mendesak Pemkab Buleleng untuk segera memindahkan TPS itu karena keberadaanya tidak tepat. “Lovina kawasan pariwisata tidak pantas dibangun TPS sini. Dan sangat aneh TPS dibangun di tempat pemukiman masyarakat,” tandas Suwandi.
Anggota DPRD Bali Tirtawan juga menyayangkan penempatan TPS di pusat pariwisata Lovina dan di tengah pemukiman padat penduduk. “Saya minta Pemkab Buleleng untuk segera mencari solusi, agar sesegera bisa memindahkan TPS ini,” ujar Tirtawan.
Pemerintah memiliki uang, kenapa harus susah-susah memindahkan TPS ini atau mencarikan solusi. (gde)