Kehadiran Gojek di Malaysia Ciptakan Pekerjaan Bagi Semua Pihak

29 Agustus 2019, 17:07 WIB
ojol%2Bilustrasi
ilustrasi/merdeka.com

Jakarta – Pengamat Ekonomi asal Medan, Gunawan Benyamin menilai kehadiran Gojek di Malaysia diyakini akan menciptakan pekerjaan bagi semua pihak. Gunawan memperhitungkan, Gojek akan tetap menjadi pilihan pekerjaan di Negeri Jiran itu.

“Kehadiran ojek online atau Gojek di sana akan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pelayanan transportasi yang cepat dan efisien serta terjangkau dibandingkan dengan naik taksi,” terang Gunawan dalam keterangannya, Rabu (28/8/2019).

Selama memberikan benefit bagi mitra ataupun konsumennya, tentu Gojek menjadi pilihan masyarakat. Dia menyebutkan, Gojek memiliki manfaat besar untuk Malaysia.

Dia mencontohkan jika masyarakat Malaysia ingin mengirimkan barang kecil yang berada di pelosok rumah, tentu kehadiran Gojek akan
sangat membantu.

Karena itu, dia menyesalkan pernyataan pendiri Big Blue Taksi Shamsubahrain Ismail. Pasalnya, pernyataan tersebut dinilai melecehkan masyarakat Indonesia.

Gunawan mengatakan perusahaan taksi tersebut tidak siap mendapatkan pesaing baru, yaitu Gojek. Tidak seharusnya pendiri taksi Malaysia menilai pekerjaan menjadi mitra ojek online adalah pekerjaan hina.

Sangat disesalkan ada pernyataan yang melecehkan masyarakat Indonesia. Menurutnya, saya, pernyataan tersebut lebih cenderung karena taksi di Malaysia mendapatkan pesaing baru dari Gojek.

“Memang, pernyataan tersebut tidak hanya ditujukan pada Indonesia saja, yang disebutkan rakyatnya miskin. Ada beberapa negara lain yang juga disebutkan,” katanya.

Gunawan berkomentar pemerintah seharusnya mengedepankan azas keadilan. Sebab, perusahaan ojek online Grab milik Malaysia diperbolehkan beroperasi di Indonesia.

“Dan bisnis Grab kan juga masuk ke ranah bisnis transportasi menggunakan sepeda motor. Pemerintah Malaysia seharusnya bersikap fair di situ. “Dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah Malaysia sudah tepat dengan mengizinkan Gojek untuk beroperasi di sana,” sebutnya.

Disampaikan Gunawan, kehadiran Gojek di Malaysia justru akan menciptakan pekerjaan bagi semua pihak. Gunawan memperhitungkan Gojek akan tetap menjadi pilihan pekerjaan di sana.

“Bayangkan untuk mengirim barang yang kecil, di pelosok rumah, atau hanya satu orang saja yang ingin berpergian dalam jarak pendek, tentunya Gojek jadi pilihannya,” ucapnya.

Gunawan menduga, taksi Malaysia khawatir akan mengalami kerugian, jika Gojek masuk ke Malaysia. Sehingga pernyataan melecehkan tersebut terlontar dari pendiri taksi Malaysia.

“Memang akan menjadi masalah bagi pemilik taksi disana. Yang sudah bisa diperhitungkan bakal merugi karena kehadiran Gojek. Jadi tetap tenang dan jangan terlalu berlebihan merespon pernyataan yang melecehkan kita di sini,” ucapkan.

Ditanya perihal aksi seruan boikot Grab, Gunawan mengatakan itu adalah hal yang wajar. Masyarakat Indonesia hanya memberikan respon rasional atas ucapan pelecehan dari pendiri taksi Malaysia.

“Kalau untuk sebutan miskin, ini relatif ya. Seorang freshgraduate di indonesia yang digaji sekitar Rp6 juta per bulan, ini daya belinya nggak jauh berbeda dengan freshgraduate di Eropa yang digaji Rp80 jutaan. Jadi tolak ukurnya itu ada.

“Di Singapura orang berpendapat dikatakan menengah ke atas jika punya gaji di atas 4000 SGD, sekitar Rp40 jutaan ke atas,” jelasnya.

“Kita nggak perlu sampai segitu, cukup gaji di atas Rp4 juta, alhamdulillah udah bisa menikmati hidup. Karena memang biaya hidup di Singapura maupun Malaysia memang jauh lebih mahal.

“Roda ekonomi itu berputar, lihat China hari ini dan bandingkan 40 tahun lalu. Jadi tidak ada kata lain selain kita support Gojek untuk go internasional. Ini produk nasional yang go internasional,” tandasnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini