Kelompok Bahan Makanan Ini Penyebab Inflasi di Bali

6 April 2016, 08:47 WIB

cabai%2Bmerah

Kabarnusa.com – Faktor Utama penyebab tingginya inflasi di Bali bersumber dari kelompok harga bahan makanan (volatile food) dibanding dengan administered prices dan inflasi inti.

“Kondisi ini tidak terlepas dari keterbatasan daya dukung Bali dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali Dewi Setyowati dalam sambutan pada acara pada  Penandatanganan Roadmap Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung BI Denpasar Selasa 5 April 2016.

Kata Dewi, tingginya sumbangan inflasi kelompok volatile food meliputi daging ayam ras, telur ayam ras, cabai merah, bawang merah, dan beras seiring dengan relatif tingginya sumbangan kelompok tersebut terhadap inflasi Bali (mencapai 0,23).

Besarnya sumbangan komoditas bahan pangan menunjukkan, komoditas tergabung dalam kelompok “volatile food” perlu menjadi perhatian dalam upaya pengendalian inflasi di Bali.

Berdasarkan frekuensi komoditas penyumbang inflasi selama tahun 2015, kelompok bahan makanan mendominasi sebagai penyumbang inflasi.

Beberapa diantaranya yang yang cukup sering menyumbang inflasi Provinsi Bali antara lain adalah beras sebanyak 8 kali di Denpasar dan 5 kali di Singaraja, daging ayam ras sebanyak 8 kali di Denpasar dan 8 kali di Singaraja.

Juga, naiknya harga Bawang merah sebanyak 4 kali di Denpasar dan 7 kali di Singaraja, cabai merah dan cabai rawit sebanyak 3 kali di Denpasar dan 4 kali di Singaraja.

Berdasarkan bobotnya kelompok bahan makanan turut memiliki bobot yang cukup besar.

Beberapa diantaranya adalah beras sebesar 0,048, daging ayam ras sebesar 0,016, bawang merah sebesar 0,005, cabai merah sebesar 0,004, cabai rawit sebesar 0,005 dan daging sapi sebesar 0,002. (kto)

Artikel Lainnya

Terkini