Kemenpar Dorong Daerah Kemas Seni Budaya Jadi Destinasi Pariwisata

16 Mei 2016, 14:25 WIB

Kabarnusa.com –  Kementerian Pariwisata RI mendorong daerah-daerah di Tanah Air agar mampu mengemas seni tradisi dan budaya menjadi destinasi pariwisata menarik.

Saat ini, Kemenpar tengah memfasilitasi pengembangan destinasi wisata tradisi dan seni budaya di 36 Dinas Pariwisata.

Dalam kerangka itulah, Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Budaya,  mengadakan seminar nasional wisata tradisional dan seni budaya

Tema kegiatan seminar ini “Memantapkan Keintegrasian Pengelolaan dan Keunggulan Kompetitif Wisata Tradisi dan Seni Budaya di Indonesia” .

Kegiatan itu dipandang penting dan perlu dicermati, karena dapat memperluas cakrawala wawasan dan pengetahuan tentang upaya pengembangan destinasi wisata tradisi dan seni budaya secara terintegrasi.

“Dengan keunggulan kompetitif destinasi wisata tradisi dan seni budaya kita dapat digunakan untuk menunjang pengembangan pariwisata,” kata Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Budaya Kementerian
Pariwisata Lokot Ahmad Enda di sela-sela acara Seminar Pengembangan
Destinasi Wisata Tradisi dan Seni Budaya di Kota Denpasar baru-baru ini.

Ditegaskan, target kepariwisataan Indonesia tahun 2019 berusaha menarik wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta orang dan menggerakkan wisatawan nusantara sebanyak 275 juta orang.

Untuk mencapai target ini, pemerintah pusat dan daerah serta para pemangku kepentingan pariwisata yang lain, harus mengembangkan destinasi dan industri pariwisata di Indonesia.

Secara lebih khusus, sesuai Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional Tahun 2010-2025, Kementerian Pariwisata berupaya mengembangkan destinasi wisata budaya.

Tujuannya, agar dapat menunjang dan mengoptimalkan pengembangan wisata Tradisi dan Seni Budaya secara terfokus, terkoordinasi, serta terintegrasi sehingga memiliki daya saing yang tinggi katanya.

Lokot mengatakan Tujuan seminar nasional bagi para pejabat yang di daerah menjadi  pengelola pariwisata dapat pemahaman tentang bagai mana mengelola produk yang berbasis tradisi dan budaya.

Bali ini sudah kuat sehingga nanti teman-teman bisa belajar dengan Bali.

“Kenapa Bali ya Bali ini punya selaganya punya laut, punya, tradisi punya, budaya dan mereka dengan kegiatan ini informasi-informasi terkait dengan pengembangan pariwisata dan pengelolaan tradisi dapat di terapkan di daerah masing-masing,” ujar dia.

Kepala Dinas Pariwisata Bali diwakili Kabit bidang pengembangan Pariwista I Ketut Astra menyatakan, Bali patut bersyukur, karena memiliki nilai-nilai kearifan lokal dalam menjaga tradisi dan budaya dari kerusakan moral dan sumber daya yang dimiliki.

Salah satu bentuk aksi nyata Bali untuk mempertahankan tradisi dan budaya adalah adanya konsep Tri Hita Karana dan Perda No 2 Tahun 2012 tentang kepariwisataan Budaya Bali.

Kata dia, sejatinya, segala bentuk pembangunan Bali khususnya di bidang pariwisata yang dilaksanakan haruslah sejalan dengan konsep Tri Hita Karana.

“Membangun tanpa melemahkan hubungan vertikla antara manusia dengan tuhan sang pencipta dan juga tanpa melemahkan hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan lingkungan,” ungkapnya. (gek)

Berita Lainnya

Terkini