Jakarta – Dalam pengembangan riset dan inovasi teknologi industri tembakau, PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
Kerja sama dalam rangka “Kerja Sama Penguatan Inovasi dengan Industri dalam Bidang Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.”
Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir yang diwakili Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe serta didampingi oleh Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti, Ainun Na’im.
Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis, menyatakan industri tembakau tengah menuju ke arah pengembangan yang berbasis sains dan ilmu pengetahuan.
Tentu saja, dukungan Kemenristekdikti semakin memperkuat industri tembakau nasional yang memiliki peranan penting bagi penerimaan negara melalui pajak dan cukai, ketenagakerjaan, investasi, usaha kecil dan menengah, serta petani tembakau dan cengkih.
Riset dan pengembangan teknologi adalah bagian penting dari bisnis Sampoerna. Sampoerna senantiasa mematuhi standar ilmiah yang tinggi dalam pengembangan dan penilaian produk-produk kami.
“Kami menghargai upaya dan dukungan pemerintah, terutama Kemenristekdikti, melalui komitmennya untuk mendorong industri tembakau agar mengembangkan riset dan inovasi teknologi,” kata Mindaugas dalam keterangan resminya, Jumat (24/5/2019).
Melalui kerja sama ini, diharapkan dapat meningkatkan pengalaman dan pengetahuan Sampoerna yang pada akhirnya dapat memperkuat potensi industri tembakau. Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe, menyambut positif kerja sama tersebut.
Menurut Jumain, kemitraan ini akan meningkatkan kapasitas pembuat kebijakan, peneliti, dan ahli untuk memahami, mendorong, dan mengawasi kemajuan riset dan inovasi teknologi dalam industri tembakau.
Harapannya, segala kebijakan yang dibuat para pemangku kepentingan dapat semakin menjaga dan meningkatkan kualitas industri tersebut. “Kerja sama ini merupakan awal yang baik bagi pemerintah dan industri tembakau,” katanya menegaskan.
Dengan secara aktif mendorong riset dan meningkatkan inovasi teknologi akan membuat industri ini semakin bertumbuh, terutama bagi perkembangan produk tembakau alternatif di Indonesia.
“Di sisi lain, pemerintah juga mendapatkan informasi serta pengetahuan baru yang sedang berkembang di industri tembakau,” ujar Jumain.
Ia menegaskan, melalui kemitraan ini, Sampoerna juga akan berpartisipasi dalam program yang disepakati dengan politeknik atau universitas negeri yang ditunjuk oleh Kemenristekdikti.
Kementerian akan memberikan dukungan berupa dana hibah penelitian kepada politeknik atau universitas negeri yang ditunjuk untuk berpatisipasi dalam kerja sama ini.
Selain itu, memfasilitasi diskusi antara Sampoerna dan pembuat kebijakan untuk mengeksplorasi langkah-langkah mendorong investasi, inovasi, pembangunan berkelanjutan, penilaian dan pengawasan regulasi, termasuk bagi produk tembakau alternatif di Indonesia.
Pada bagian lain, Mindaugas menjelaskan Sampoerna akan memberikan pelatihan terkait teknis atau ilmiah yang relevan dengan industri tembakau atau keahlian lainnya.
Pihaknya siap berkontribusi dalam program-program riset yang bersifat kolaboratif, termasuk di fasilitas laboratorium Sampoerna, politeknik atau universitas, laboratorium independen dan fasilitas serupa lainnya.
“Kami juga akan menyiapkan pasokan bahan untuk menunjang riset,” sambung Mindaugas. Sampoerna akan terus memberikan dukungan pelatihan kewirausahaan dari Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).
Pelatihan ditujukan untuk organisasi yang dibina oleh Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti sesuai dengan ketersediaan dan kapasitas SETC.
“Kami menyambut kunjungan dari para peneliti Kemenristekdikti ke Pusat Sains dan Inovasi yang berlokasi di salah satu fasilitas milik Sampoerna di Sukorejo, Jawa Timur,” imbuhnya. (rhm)