Kerja Sama AP I dan IIAC Korsel, Bandara Ngurah Rai Pertama Terapkan SCI

10 September 2020, 19:55 WIB
Penandatanganan perjanjian kerja sama dilakukan Direktur Utama PT
Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dengan Presiden & CEO IIAC
Bon-Hwan Koo secara virtual dari masing-masing kantor (Jakarta dan
Incheon)/ist

Jakarta – PT Angkasa Pura I (Persero) menggandeng Incheon International
Airport Corporation (IIAC) yang berbasis di Korea Selatan untuk menjajaki
kerja sama terkait penerapan pedoman Inisiasi Koridor Sehat atau Safe Corridor
Innitiative (SCI) di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Kerja sama ini ditandai penandatanganan perjanjian kerja sama yang dilakukan
oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dengan Presiden
& CEO IIAC Bon-Hwan Koo secara virtual dari masing-masing kantor (Jakarta
dan Incheon) pada Kamis 10 September 2020.

Direktur Utama PT
Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengaku merasa terhormat untuk bekerja
sama dengan Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan, sebagai salah satu
bandara berkelas dunia yang menjadi acuan best practice dalam memastikan dan
mengukur penerapan protokol kesehatan di masa pandemi ini.

Di mana Bandara Incheon merupakan bandara pertama di dunia yang mendapatkan
Akreditasi Kesehatan Bandara dari Airport Council International. 

Melalui kerja sama ini, kami berupaya dapat meyakinkan dan meningkatkan
kepercayaan diri masyarakat, baik dari dalam dan luar negeri, untuk kembali
melakukan perjalanan udara dengan rasa aman dan nyaman di masa adaptasi
kebiasaan baru ini.

“Sehingga nantinya diharapkan dapat kembali meningkatkan pariwisata dan roda
perekonomian di Indonesia,” ujar Fahmi.

Incheon International Airport telah diakui dunia terkait penanganan karantina
bandara pada masa pandemi. Kami mengambil langkah antisipatif dengan
mengajukan konsep Covid-19 Free Airport, mengoperasikan Pusat Respon
Kedaruratan, dan melakukan disinfeksi seluruh fasilitas. 

“Kami menginisiasi program Safe Corridor Initiative atau Inisiatif Koridor
Sehat dengan mengombinasikan pengalaman kami dan pedoman internasional terkait
penanganan pandemi di mana kami ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman kami
ke pengelola bandara lainnya,” ujar President & CEO IIAC Bon-Hwan Koo.

Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali merupakan salah satu bandara terbesar di
Indonesia dan paling banyak dikunjungi oleh turis Korea dioperasikan mitra
utama kami Angkasa Pura I.

Bandara Bali dipilih sebagai bandara pertama untuk implementasi program SCI.
Kami harap kerja sama ini dapat berkontribusi terhadap pemulihan trafik
penumpang dan memperkuat kemitraan antara Angkasa Pura I dan IIAC,” tambah
Bon-Hwan Koo.

SCI sendiri merupakan aliansi para pengelola bandara yang diinisiasi IIAC di
mana akan menjaga keandalan operasional bandara melalui penerapan sejumlah
kriteria kesehatan dan keamanan.

SCI bertujuan untuk membantu pemulihan kepercayaan diri masyarakat untuk
melakukan perjalanan udara dan membangkitkan kembali industri aviasi dengan
menjaga kenyamanan psikologis dan membangun persepsi positif pengguna jasa
bandara mengenai aktivitas transportasi udara.

Kerja sama ini, baik Angkasa Pura I dan IIAC sepakat untuk menjadikan Bandara
I Gusti Ngurah Rai Bali sebagai proyek percontohan (pilot project) penerapan
Pedoman SCI (SCI Guidelines) di mana IIAC akan menilai kapabilitas
pengendalian dan pencegahan penyakit menular di Bandara I Gusti Ngurah Rai
Bali berdasarkan Pedoman SCI tersebut.

Jika Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dinilai telah sesuai dengan Pedoman SCI
atau Daftar Periksa SCI, maka kemudian IIAC akan menerbitkan Sertifikasi SCI
untuk Bandara Bali dan memberikan persetujuan kepada Bandara Bali untuk
menjadi anggota SCI.

Adapun Pedoman SCI ini mencakup lima komponen utama yaitu manajemen
inventaris, SDM terlatih, komunikasi kesehatan, pencegahan epidemi, protokol
dan prosedur yang diturunkan ke dalam tiga kompetensi utama yaitu kompetensi
umum, kompetensi terkait keberangkatan, dan kompetensi terkait kedatangan.

Untuk ruang lingkup kerja sama ini yaitu pembentukan Gugus Tugas SCI, Pedoman
SCI dan Daftar Periksa Manual, kunjungan tenaga ahli IIAC di Bandara I Gusti
Ngurah Rai Bali, modifikasi daftar periksa SCI di Bandara I Gusti Ngurah Rai
Bali, workshop SCI oleh tenaga ahli IIAC.

Kemudian, implementasi SCI di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, inspeksi SCI
oleh tenaga ahli IIAC, persetujuan SCI untuk Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
(Sertifikasi SCI), dan deklarasi publik Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
sebagai “Covid-19 Free Airport”.

Selain penerapan Pedoman SCI di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Angkasa Pura
I dan IIAC sepakat untuk berdiskusi lebih lanjut untuk melakukan finalisasi
prosedur dan operasional yang diperlukan untuk perluasan konsep SCI.

Konsep SCI mencakup pemangku kepentingan lainnya dalam industri pariwisata
seperti maskapai penerbangan, resor, penyedia transportasi darat, hotel, dan
restoran untuk terlibat dalam jaringan Bandara SCI di Bali.

Bali sendiri dipilih karena dianggap merepresentasikan destinasi utama
pariwisata dunia di mana ekosistem pariwisatanya sudah terbentuk dengan mapan.

Sebagai informasi, sejak Mei 2020, di mana trafik penumpang pesawat mengalami
titik terendahnya akibat kebijakan pembatasan sosial berskala besar, trafik
penumpang terus mengalami peningkatan. 

Pada Mei 2020 trafik penumpang Bandara Bali hanya mencapai 8.829 orang.
Kemudian pada Juni 2020, trafik penumpang Bandara Bali meningkat tipis menjadi
19.816 orang.

Seiring dengan relaksasi aturan perjalanan udara, peningkatan terjadi pada
Juli 2020, dengan trafik penumpang mencapai 77.472 orang dan pada Agustus 2020
mencapai 172.721 orang.

Pihaknya meyakini protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19 perusahaan
yang sudah diimplementasikan di seluruh bandara, termasuk di Bandara I Gusti
Ngurah Rai Bali, dapat memenuhi kriteria Pedoman SCI yang dikembangka oleh
IIAC.

Dengan demikian, Sertifikasi SCI dapat kami raih nantinya. Sertifikasi SCI ini
nantinya akan melengkapi stempel Safe Travel dari World Travel & Tourism
Council (WTTC) yang baru-baru ini diraih oleh Angkasa Pura I. 

Berbagai upaya untuk meraih pengakuan terkait penerapan protokol kesehatan
perusahaan dilakukan semata untuk meyakinkan masyarakat bahwa bandara-bandara
Angkasa Pura I telah menerapkan protokol kesehatan berstandar global dan
mendorong masyarakat agar tidak ragu juga khawatir untuk melakukan perjalanan
udara,” ujar Faik Fahmi.  ( imh )

Berita Lainnya

Terkini