Kabarnusa.com – Komang Suena (68) yang tinggal di Jalan Danau Sentani, Banjar Peken Lingkungan Ketapang, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, kehidupannya sungguh sangat memprihatinkan.
Sejak tahun 1950 lalu, Suena dan keluarganya penuh dengan penderitaan dan serba kekurangan.
Di rumah yang tidak layak huni, Suena tinggal bersama istrinya Wayan Rame (60) dan anaknya yang kakinya pincang Made Wiratmi (41).
Suena yang sudah semakin tua, kini sakit-sakitan bahkan sering muntah darah. Sehingga dia hanya mengandalkan istrinya berjualan sate ikan laut keliling untuk menyambung hidup.
Suena yang sakit-sakitan hanya bisa membantu istrinya menyiapkan segala sesuatu sebelum berjualan bersama Wiratmi, anaknya.
Berjualan sate keliling juga tidak menjanjikan. Terkadang habis terjual, kadang pula tidak laku lantaran hujan.
”Kalau jualan tidak laku, pastilah kami berhutang di warung agar bisa makan bersama keluarga,” ujar Suena lirih saat ditemui di rumahnya, Kamis (12/3/2015).
Tiap hari, rata-rata istrinya berpenghasilan Rp 20 ribu dari hasil berjualan. Uang itu dia gunakan untuk makan sehari-hari keluarganya.
“Kalau penghasilan per hari segitu jelas kami tidak bisa menabung, jangankan untuk menabung, untuk makan saja tidak cukup,” tuturnya.
Sejak menjadi warga di Lelateng, dia mengaku tidak pernah mendapatkan beras miskin ataupun bantuan lainnya.
“Saya juga tidak dapat bedah rumah, padahal rumah saya sudah sering dipoto oleh tim bedah rumah,” keluh Suena yang sudah tidak bisa bekerja ini.
Saat masa kompanye pimilu legislatif menurut Suena, beberapa calon legislatif (caleg) katanya juga pernah datang ke rumahnya menjanjikan bedah rumah dan bantuan lainnya.
“Tapi kenyataannya bantuan yang dijanjikan tidak pernah kami terima sampai sekarang,” ujarnya.
Dari pengamatan di rumah Suena, rumahnya dengan lahan seluas 3 are hanya beralaskan tanah dan selalu becek jika hujan.
Beberapa botol bensin tampak berjejer karena anaknya yang laki juga berjualan bensin
eceran.
Sementara itu Kepala Lingkungan Ketapang, Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara Gusti Ngurah Putra Ariawan mengatakan keluarga Suena masuk KK miskin dan masuk buku merah.
Namun keluarga Suena tidak masuk dalam rumah tangga miskin (RTM) pusat sehingga tidak dapat raskin dan BLT/Balsem.
Untuk bedah rumah katanya sudah ada dari tim provinsi yang datang dan dikatakan tahun 2015 ini akan diprioritaskan.(dar)