Total bantuan berupa benur udang vaname yang diserahkan sebanyak 2.368.000 ekor/Dok.KKP |
Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyalurkan 2,3 juta
ekor benur udang vaname melalui Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP)
Situbondo kepada pembudidaya di 3 (tiga) desa yakni Desa Suwalan, Desa Temaji
dan Desa Socorejo di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur.
“Total bantuan berupa benur udang vaname yang diserahkan sebanyak 2.368.000
ekor,” sebut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto dalam
keterangan tertulisnya, Senin (19/4/2021).
Penyaluran program bantuan seperti bantuan benih terus dikebut pelaksanaannya
guna mendukung program-program prioritas KKP. Pemerintah terus menggenjot
distribusi program bantuan kepada masyarakat untuk mendukung kebijakan
pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Hal ini juga sejalan dengan terus membaiknya perekonomian tanah air sehingga
permintaan akan produk perikanan terus menanjak baik untuk pemenuhan kebutuhan
bahan baku industri maupun kebutuhan konsumsi protein rumah tangga,” urai
Slamet.
Slamet menilai, program Pemerintah dalam mencairkan berbagai stimulus melalui
kebijakan PEN dapat berjalan dengan lancar berkat dukungan berbagai elemen
seperti pemerintah pusat, daerah, akademisi, pihak swasta maupun masyarakat
sendiri.
Perikanan budidaya menjadi salah satu sektor andalan dalam memperbaiki laju
perekonomian dengan meningkatkan produksi komoditas unggulan melalui
pembangunan klaster kawasan budidaya yang berkelanjutan.
“Komoditas unggulan seperti udang, lobster dan rumput laut diproduksi dengan
memperhatikan jaminan mutu serta memiliki nilai tambah agar dapat menjadi
tumpuan ekspor,” ungkap Slamet.
Produk perikanan budidaya yang memenuhi standar keamanan pangan yang
dibutuhkan pasar ekspor membutuhkan ketelatenan pelaku usaha budidaya dalam
menerapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) serta dukungan pengembangan
inovasi dan teknologi akuakultur di masa mendatang.
“Dengan dukungan kegigihan dan penguasaan teknologi yang baik oleh
pembudidaya, tentunya peluang keberhasilan dalam menjalankan usaha dapat lebih
mudah dicapai oleh para pelaku usaha budidaya,” pungkas Slamet.
Kepala BPBAP Situbondo Nono Hartanto mengungkapkan bahwa penentuan lokasi
penerima bantuan telah melalui tahap seleksi, identifikasi teknis dan
verifikasi yang ketat agar bantuan yang disalurkan tepat sasaran serta dapat
meningkatkan produktivitas maupun pendapatan dari pembudidaya.
“Keberhasilan pembudidaya juga didukung dengan benur berkualitas yang memiliki
keseragaman yang baik, kuat dan dihasilkan dari induk unggul dari unit
pembenihan bersertifikat seperti di balai kami,” lanjut Nono.
Selain itu Nono juga berujar bahwa pemilihan lokasi di Tuban juga karena
lokasi pantai utara Pulau Jawa merupakan lokasi yang masuk dalam rencana kerja
pemerintah sebagai salah satu lokasi prioritas sentra produksi udang nasional
yang ditetapkan oleh Bappenas.
Pihaknya terus menjaga keberlanjutan usaha dari penerima bantuan dengan rutin
melakukan monitoring dan evaluasi kepada mereka, baik melalui tenaga teknis
kami maupun berkoordinasi dengan penyuluh perikanan setempat.
“Harapan kami agar perkembangan usaha dari penerima bantuan dapat dilaporkan
secara berkala agar tingkat keberhasilan penyaluran bantuan dapat lebih
terukur dengan baik,” tutup Nono.
Hingga pertengahan bulan April 2021, BPBAP Situbondo telah menyebar bantuan
benih ikan sebanyak 19,4 juta ekor kepada pembudidaya di wilayah kerjanya.
(rhm)