Kabarnusa.com – Pada Senin 19 Januari 2015 Zulkifli Hasan ditemani ketua tim suksesnya Prof Amien Rais dan anak kandungnya Hanafi Rais bertandang ke Surabaya setelah sebelumnya bertandang dan berkonsolidasi di Indonesia bagian timur.
Konsolidasi dan pertemuan pertemuan seperti ini sangat bagus, dalam rangka menghimpun dukungan dari pemilik suara. Dukungan politik dibangun dari hasil kerja keras dengan visi dan cita cita politik serta gagasan yang besar yang nanti akan di bawa bila nantinya memimpin PAN 5 tahun mendatang
Gagasan Zulhas tentang reunifikasi, revitalisasi dan regenerasi sekilas di permukaan tampak bagus. Namun disisi lain perlu telaah kritis kenapa gagasan ini muncul. Mari kita lihat satu persatu. Pertama, gagasan reunifikasi maksudnya adalah menarik kembali tokoh tokoh partai yang selama ini menahan diri dan mulai menjauh dari partai seperti misalnya Goenawan Muhamad pendiri PAN dan pemilik tempo groups serta Sutrisno Bachir yang pengusaha mantan ketum PAN.
Goenawan selama ini melalui media investigasi tempo nya di kenal sangat gencar dan keras bila memberitakan kasus kasus korupsi tentang kehutanansemasa Zulhas menjabat menteri kehutanan. Dengan ditarik kembali dan ditawari jabatan di partai maupun jabatan jabatan lain dipemerintahan jika zulhas menjadi ketum maka diharapkan pemberitaan tentang korupsi kehutanan bisa reda bila perlu hilang sama sekali.
Kedua, gagasan revitalisasi bahwa calon presiden dipilih melalui mekanisme konvensi, ketum tidak otomatis lolos menjadi calon presiden. Gagasan ini muncul melihat kekuatan figur Hatta yang sudah sangat mengakar ditengah tengah rakyat dan sangat kuat di para pengurus didaerah.
Dibuktikan dengan perolehan suara mencapai 67 juta pada pilpres 2014. Ini modal yang sangat besar jika konstituen yang setia tetap dirawat, dikapitalisasi, dikonsolidasi kembali selama 5 tahun oleh Hatta. Maka peluang Zulhas untuk runing di 2019 minipis
Ketiga, gagasan regenerasi bahwa ketum PAN cukup satu periode. Bahwa bisa dikatakan tradisi jika ini seudah berlangsung puluhan tahun. Tapi faktanya bahwa Sutrisno Bachir pada 2010 kemarin tidak bisa maju kembali akibat kaki kaki politiknya sudah jauh jauh hari di potong oleh Amien Rais setelah berjuang habis habisan dengan dana trilunan rupiah untuk membiayai partai,
menurut SB sendiri, dana politik pribadinya yang di ingaq kan selama memimpin PAN mencapai 2, 4 Triliun. Makanya keinginan untuk menarik kembali SB kembali adalah keinginan untuk menghimpun kembali kekuatan finansial Zulhas untuk menghadapi kekuatan jaringan Hatta
Di sisi lain dapat dilihat bahwa ketika keinginan kuat Zulhas yang di dukung penuh besannya yang ingin maju menjadi ketum PAN maka isu korupsi yang membelit dirinya diangkat kembali media masa. Ini tentu kontraproduktif dengan presepsi publik tentang PAN.
Pelajaran bagaimana Anas Urbaninggrum ketum partai demokrat yang dihakimi media selama 2 tahun sebelumnya sampai akhirnya jadi tersangka, sedikit banyak mempengaruhi elektabilitas demokrat yang pada 2014 terjun bebas menjadi partai tengah setelah sebelumnya menjadi pemenang pemilu
Di satu sisi fakta di lapangan sewaktu deklarasi dukungan Zulhas di Jawa Timur adalah mayoritas yang hadir adalah para sekretaris DPD. Ketua ketua DPD mayoritas tidak hadir.
Ketua ketua DPD ini melaporkan bahwa mereka merasa tidak pernah memberikan dukungan pada Zulhas dan bertekad akan berada dibelakang Hatta. Metode klaim seperti ini pernah dikritik keras kubu zulhas seperti yang sering dilontarlan Viva Yoga, sekarang bila dilakukan sendiri maka suasana kebatinan menjadi tidak nyaman. Tentu saja
Muhamad Adnan Rarasina
Ketua Bidang Politik DPP Garda Muda Nasional ( DPP GMN)