Lagi, Warga Protes Pengerjaan Proyek APBN di Jembrana

21 Oktober 2015, 08:00 WIB

Kabarnusa.com – Pihak rekanan PT Nata Jaya yang mengerjakan proyek peningkatan struktur jalan raya Denpasar-Gilimanuk yang berlokasi di Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali, terutama pengerjaan drainase di kanan kiri jalan  kembali diprotes warga.

Pasalnya, meskipun berulang-ulang diprotes warga lantaran pengerjaannya dinilai kurang profesional,  merugikan masyarakat sekitar. Rekanan tetap terkesan sangat cuek menanggapi protes warga.

Terbukti, warga setempat terutama yang bermukim di sebalah utara jalan raya kembali memprotes pengerjaan proyek dengan anggaran APBN bernilai milyaran rupiah. Apalagi, batas pengerjaannya sudah selesai namun dibiarkan begitu saja hingga merugikan warga.

“Kami mendapat pengaduan melalui Ketua LPM Desa Tuwed Made Warta, kalau pengerjaan proyek merugikan warga, terutama warga yang tinggal di pinggir jalan raya,” terang Anggota DPRD Jembrana asal Tuwed I Ketut Suastika, Selasa (20/10/2015).

Menurutnya, ketua LPM tersebut menyampaikan jika pembuatan drainase dengan menggunakan beton cor, secara manual tersebut lebih tinggi dengan pemukiman warga. Sehingga, tujuan awal pembangunan untuk mengatasi banjir tidak terwujud.

Kalau saluran drainasenya lebih tinggi dari pemukiman penduduk, jelas jika hujan air tidak bisa jatuh ke saluran drainase, air justru kembali ke pemukiman warga dan pemukiman warga akan kebanjiran.

“Setelah kami cek ternyata benar drainase itu lebih tinggi dari pemukiman warga,” ujar Suastika.

Bukan hanya itu, akses jalan masuk ke rumah warga juga dibuat lebih kecil oleh pihak proyek dari saat awal sebelum dibongkar. Bahkan menurut Suastika ada akses jalan masuk ke rumah warga yang dulunya cukup dilewati mobil truk, kini mobil pribadi saja tidak bisa masuk.

Sebelum dibongkar akses jalan masuk (deker) luasnya rata-rata tiga meter, tapi kini dibuat paling lebar 2,5 meter bahkan ada hanya dua meter.

Warga sebenarnya sudah berkordinasi dengan pihak proyek, agar akses jalan masuk (deker) dibuat luasnya seperti semula.

Bahkan warga siap membantu dana jika prihak proyek bersedia memperluas akses jalan masuk tersebut.

Anehnya pihak proyek justru bersedia memperlebar akses jalan masuk rumah warga dengan syarat ganti biaya Rp 1 juta per-meter.

“Ini kan mencekek warga. Saya sendiri juga dimintai Rp 1 juta per-meter,” kata Suastika kesal.

Suastika mengaku akan membahas masalah ini di DPRD Jembrana, terutama kepada anggota dewan yang membidangi masalah ini, agar segera menindaklanjuti.

Sementara itu dari pantauan di lokasi proyek sore tadi, Nampak sejumlah pekerja proyek masih melakukan aktipitas pekerjaan karena ada beberapa bagian proyek yang belum rampung dikerjakan.

Terkait hal itu, pihak PT Nata Jaya belum bisa dikonfirmasi. Saat hendak ditemui di kantor dereksinya dalam keadaan kosong dan terkunci.

Menurut pemilik rumah yang disewa untuk kantor direksi proyek, sejak lama kantor dereksi tersebut ditinggalkan oleh penanggungjawab proyek.(dar

Berita Lainnya

Terkini