LAPAN: Lomba Roket Air Dorong Anak Belajar Teknologi Antariksa

1 Desember 2015, 08:53 WIB

Kabarnusa.com – Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin
menungkapkan lewat lomba roket air anak-anak bisa belajar bagaimana ilmu
pengetahuan dan teknologi antariksa,

Prof.
Djamaluddin, melanjutkan, melalui roket air, anak-anak belajar aplikasi
sederhana teori peroketan misalnya prinsip kerja roket.

“Kompetisi roket air bukan sekedar permainan melainkan juga penerapan prinsip-prinsip sains seperti fisika,” tuturnya.

Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan membuat anak-anak mencintai sains dan teknologi untuk kemajuan bangsa.

Selain itu, kegiatan seperti ini juga diharapkan dapat mencetak pemimpin di masa depan.

Sebelumnya,
Pathipan Sumran dari Thailand menjuarai kompetisi roket air Asia
Pacific Regional Space  Agency Forum (APRSAF) ke-22.

Kompetisi
ini berlangsung di Lapangan Niti Mandala, Denpasar, Bali Minggu
(29/11/2015). Roket air yang dibuatnya berhasil diluncurkan dengan baik
dan mencapai 2,44 meter mendekati target.

Juara kedua diraih oleh Yuneth Chandir Wijenayake dari Sri Lanka. Ia berhasil mendaratkan roketnya pada 3,13 meter dari target.

Juara ketiga diraih oleh Shaiq Rehman Khan dari Pakistan. Roketnya berhasil mencapai 4,22 meter mendekati target.

Sementara itu, juara keempat diperoleh Apiwat Detchakan dari Thailand dengan capaian 4,71 meter dari target.

Kompetisi
roket air ini diikuti 58 pelajar berusia 12 hingga 16 tahun di negara
di Asia Pasifik. Negara yang mengikuti yaitu Bangladesh, China,
Filipina, India, Indonesia, Jepang, Kamboja, Malaysia, Nepal, Pakistan,
Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam.

Dalam kompetisi ini,
masing-masing peserta membuat tiga buah roket air dari botol minuman
berkarbonasi. Satu roket digunakan untuk uji coba.

Para
peserta diberi kesempatan dua kali untuk meluncurkan roketnya. Roket
yang berhasil masuk ke dalam area yang ditentukan akan dinilai
berdasarkan jarak titik jatuh dengan target.

Semakin dekat jaraknya, maka semakin baik nilainya. Jika, roket jatuh di luar area yang ditentukan, maka tidak akan dinilai.

Perwakilan
dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali, Wayan
Susilo, mengatakan, kegiatan ini dapat memberi inspirasi, edukasi, dan
motivasi kepada para siswa untuk menguasai teknologi. (kto)

Berita Lainnya

Terkini