![]() |
Rapat Airport Security Commuter digelar Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai |
Badung – Langkah antisipasi dalam mewujudkan keamanan di lingkungan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjelang digelarnya Pemilu dan Pilpres 17 April 2019 terus dilakukan pihak otoritas bandara dengan menggandeng stakeholder.
Menjelang pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan yang digelar secara serentak itu, sebagai objek vital transportasi nasional, bandar udara merupakan wilayah strategis yang harus dilindungi dari gangguan keamanan.
Dengan melihat potensi dan ancaman gangguan keamanan yang bisa saja muncul selama pra dan pasca penyelenggaraan kontestasi politik tersebut, manajemen bandar udara menggandeng sejumlah stakeholder yang terkait bidang keamanan bandar udara, membahas peningkatan keamanan bandar udara.
Rapat Airport Security Committee (ASC) I tahun 2018, digelar di Hotel Patra Jasa dihadiri sejumlah instansi, di antaranya PT. Angkasa Pura I (Persero), TNI Angkatan Udara, Kepolisian Sektor Kawasan Udara Ngurah Rai, Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Badan Intelejen Negara (BIN) Daerah Bali, serta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Haruman Sulaksono, menegaskan pentingnya keamanan bandar udara. Keamanan merupakan suatu hal yang sangat fundamental, khususnya bagi operasional bandar udara.
“Jika masalah security sudah terganggu, maka akan mengganggu sisi operasional bandar udara lainnya. Sehingga, kami memandang penting forum seperti ini,” jelas Haruman.
Dikatakan, momentum kali ini menjadi sangat penting mengingat beberapa kejadian skala dunia seperti tragedi penembakan di New Zealand, serta saat-saat menjelang pemilihan umum yang berpotensi akan timbulnya gangguan keamanan.
Karena itu, merupakan momentum yang perlu disikapi secara khusus, terutama menyangkut keamanan bandar udara serta keamanan penerbangan. “Ini merupakan momentum yang perlu kita kawal bersama, khususnya di lingkungan bandar udara,” ujar Haruman menambahkan.
Airport Security Department Head I Made Sudiarta, dalam paparan menyampaikan, kesiapan aspek keamanan bandar udara, baik dari sisi personel maupun peralatan utama dan pendukung.
Personel Avsec dikerahkan, sebanyak 1168 personel. Pihaknya juga telah menerapkan MoU (_Memorandum of Understanding_) dengan TNI AU dengan bantuan personel 40 orang. Dari Polsek KP3, 43 orang baik pengamanan di sisi udara dan sisi darat.
“Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, kami juga dapat meminta bantuan dari Polda Bali untuk unit K9, serta bantuan Pecalang untuk mengamankan approach light di sebelah timur bandar udara,” jelas Sudiarta.
Untuk kelengkapan peralatan, telah disiapkan sejumlah peralatan keamanan, di antaranya x-ray scanner, explosive detection system alat pendeteksi logam, body scanner, walkthrough body scanner, serta CCTV yang tersebar di berbagai titik di bandar udara.
Sesuai isi dari Undang Undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, penyampaian pendapat di depan umum dapat dilaksanakan di tempat terbuka umum, kecuali objek vital nasional, termasuk di dalamnya bandar udara.
Aturan itu diperkuat juga Surat Edaran Menteri Perhubungan No. 15 Tahun 2017 tentang Larangan Penyampaian Pendapat di Muka Umum pada Objek-Objek Vital Transportasi Nasional.
Mengantisipasi adanya potensi gangguan keamanan yang dapat terjadi pada masa pelaksanaan pemilu, keamanan di sisi darat yang masih berada dalam radius pagar Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) bandar udara akan ditingkatkan seiring dengan semakin dekatnya waktu pelaksanaan Pemilu. (rhm)