Jakarta – Project Manager Tobacco Control TC Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Kadek Ridoi Rahayu mengungkapkan kekhawatirannya menyusul data terjadinya peningkatan jumlah perokok anak atau pemula di Indonesia.
Kadek Ridoi Rahayu mengutip berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), dan Sentra Informasi Keracunan Nasional (Sikernas) dari BPOM menyebutkan ada 3 dari 4 orang mulai merokok di usia kurang dari 20 tahun.
“Konsumsi produk tembakau di Indonesia yang tinggi dan terus meningkat di berbagai kalangan masyarakat mengancam kesehatan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia,” ungkap Kadek Ridoi Rahayu dalam acara secara daring (online) Sabtu 25 Maret 2023
Pemerintah Didesak Terbitkan Regulasi Tutup Akses Rokok untuk Anak
Data GATS 2011 menunjukkan prevalensi merokok orang dewasa Indonesia sebesar 34,8% terbagi atas 67,4% laki-laki, dan 4,5% perempuan (GATS, 2011). Sementara itu, dikalangan remaja 15-19 tahun sebesar 38,4% laki-laki dan 0,9% perempuan (RISKESDAS, 2010).
Kemudian, data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2009, menunjukkan 20,3% anak sekolah 13-15 tahun merokok. Perokok pemula usia 10-14 tahun naik 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir dari 9,5% pada tahun 2001 menjadi 17,5% pada tahun 2010 (SKRT, 2001; RISKESDAS, 2010).
Perusahaan Kesehatan Regeneratif Terkemuka Korea Buka Klinik Estetika Medis ‘NULOOK’ di Bali
TFYLF Suarakan Pelarangan Total Iklan hingga Sponsor Rokok pada Pertemuan APCAT di Bali