![]() |
Kamiran (92) mantan anggota PPM (Markas Daerah Resimen XXII Yudha Putra). |
Kabarnusa.com – Kamiran (92), mantan pejuang yang ikut
membantu ayahnya saat masa penjajahan di Bali kini hidup serba kekurangan tinggal di gubuk
reot.
Anggota PPM ini saat ini dalam kondisi sakit stroke ringan
dan hernia. Kini warga Banjar Munduk, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara,
Kabupaten Jembrana, Bali ini hanya pasrah menjalani sisa hidupnya di dalam
gubuk reot miliknya.
“Kondisi saya
sekarang memang seperti ini. Maklum sudah tua, dulu saya memang pejuang
membantu bapak melawan penjajah,” ujarnya polos dengan logat khas Pengambengan
saat ditemui baru-baryu ini.
Dia mengaku
saat jaman penjajahan tergabung menjadi anggota PPM (Markas Daerah Resimen XXII
Yudha Putra). Kini mengalami sakit stroke ringan dan hernia sehingga
tidak bisa bekerja keras.
Jika sebelumnya dia jadi nelayan, sejak sakit, ayah 4
orang anak dan 11 cucu serta 3 cicit ini praktis tidak bisa bekerja dan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dia hanya mengharapkan bantuan dari
anak-anaknya.
Gubuk Kariman tampak sudah pada jebol dan tidak layak huni demikian juga kamar
mandinya juga sudah disokong dengan bambu sehingga atapnya tidak roboh.
Di dapurnya
yang sudah hancur hanya tampak tungku usang dengan periuk dan penggorengan yang
juga sudah usang dan berantakan.
Kariman sebenarnya orang yang cukup berjasa saat jaman penjajahan dulu, karena
membantu ayahnya yang bernama Mas Agir (alm) juga seorang pejuang. Ayahnya saat penjajahan bertugas mengurus anggota pasukan.
“Saat itu saya
masih ingat, ada pasukan dari Jawa kita sembunyikan dari Air Kuning dan di Peh, Kaliakah,” tuturnya
bersemangat.
Namun yang dimasukkan sebagai anggota veteran hanya ayahnya. Namun begitu surat
keputusannya turun ayahnya keburu meninggal. Kariman juga tidak mendapatkan
santunan apa-apa, apalagi ketika istrinya meninggal juga tidak mendapatkan
santunan.
Kini Kariman pasrah dengan kehidupan yang dijalaninya. Apalagi
dia tidak bisa menulis sehingga dia tidak bisa mengurus hak-haknya yang
harus diterimanya sebagai anggota PPM dan pejuang yang ikut berjuang saat masa
penjajahan. Bahkan Kariman juga tidak termasuk KK miskin dan tidak masuk buku
merah.
Kepala Dusun Munduk Bambang, Kariman tidak masuk KK miskin karena
memiliki anak yang termasuk cukup mampu membiayai ayahnya.(dar)