![]() |
Menristekdikti M Nasir bersama pimpinan perguruan tinggi saat konferensi pers di Nusa Dua |
NUSA DUA – Menristekdikti Mohamad Nasir menegaskan perguruan tinggi di Indonesia ke depan harus bisa menjadi pimtu gerbang keberlangsungan Pancasila dan menjaga bingkai Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal itu disampaikan Nasir dalam pertemuan para pimpinan Perguruan Tinggi seluruh Indonesia di di Nusa Dua Bali Convention Center (BNDCC), Senin (25/9/2017).
Ia mengatakan, perhelatan yang sangat besar ini merupakan bagian dari kesiapan Perguruan Tinggi dalam menjaga keutuhan bangsa pada pertemuan pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia.
“Aksi ini kita laksanakan agar kita selalu dalam semangat menjaga keutuhan bangsa, dengan wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 4 pilar kebangsaan akan berjalan mulus dengan dukungan Kita bersama,” ujanya.
Dia mengapresiasi aksi kebangsaan yang dimotori para rektor atau pimpinan atau pengelola perguruan tinggi di Tanah Air yang berjalan cukup baik dihadiri sekitar 3.000 Perguruan Tinggi se-Indonesia.
“Artinya menurut Nasir, kecintaan para pimpinan Perguruan Tinggi terhadap NKRI begitu tinggi,” tandasnya.
DItegaskannya, bahwa perguruan tinggi harus menjadi pintu gerbang keberlangsungan Pancasila dan menjaga bingkai NKRI. Nasir menegaskan, bahwa kegiatan ini dalam kerangka untuk tetap memelihara kebangsaan perguruan tinggi dalam melawan radikalisme.
“Besok pagi, kita akan sampaikan kepada Presiden Joko Widodo dalam deklarasi melawan radikalisme,” tandasnya. Hal itu penting disampaikan untuk membangkitkan kembali rasa kebangsaan terhadap NKRI yang berdaarkan Pancasila dan UUD 1945 serta dilandasi semangat Bhineka Tunggal Ika.
Empat pilar kebangsaan itu, kata Nasir harus dirawat betul seluruh perguruan tinggi baik negeri atau swasta dari Provinsi Aceh sampai Papua.
Dalam sejarah kegiatan seperti ini belum pernah dilakukan sehingga Nasir memberikan apresiasi atas kerja keras SC atau panitia pengarah dan panitia lokal hingga terselenggaranya kegiatan cukup besar ini.
“Saya bersama Pak Dirjen sebelumnya juga didahului rapat dengan Presiden Joko Widodo tentang perlunya kita merawat kebangsaan ini di mana situasi negara banyak problem, mudah-mudahan bisa diselesaikan dengan baik lewat kegiatan ini,” harapnya.
Kegiatan tersebut tidak cukup sampai di sini saja, harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana pemahaman Pancasila yang lebih baik kepada anak Indonesia dan generasi saat ini.
Barangkali mereka selama ini setelah reformasi generasi muda tidak mendapatkan pelajaran yang baik sehingga ini harus diajarkan kembali kepada anak Indonesia.
Seperti kata Presiden Pertama Soekarno, agar menjaga empat pilar kebangsaan yaitu NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Inilah hal-hal yang sangat penting kemudian tahap selanjutnya, implementasi dalam kebangsaan ini, harus dijaga terus mudahan-mudahan tetap utuh sebagai bangsa.
Diharapkan masyarakat utamanya generasi muda kian sadar menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Apapun perbedaan, agama, suku, bahasa tetap satu Indonesia.
“Ini yang kami harapkan, untuk memajukan era ke depan menghadapi daya saing bangsa maka menjadi sangat penting bagi kita semua sehingga harus dijalankan,” demikian Nasir.
Hadir sebagai narasumber dalam aksi tersebut antara lain adalah Kapolri Tito Karnavian dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius, Ketua UKP IPP Yudi Latief, Buya Syafii Maarif. (rhm)