BADUNG – Jumlah mahasiswa Indonesia yang memilih belajar di lembaga pendidikan tinggi di Australia mengalami peningkatan lebih dari delapan persen dibandingkan tahun lalu.
Australia telah menjadi pilihan tujuan belajar utama bagi warga Indonesia pada sepuluh tahun terakhir, dengan perbandingan satu dari empat mahasiswa yang belajar di universitas luar negeri, memilih Australia.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson mengatakan lebih besarnya arus mahasiswa Indonesia belajar ke Australia adalah hasil dari strategi berkelanjutan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa Indonesia yang mendaftar di universitas Australia.
Pendaftaran dari Indonesia ke seluruh lembaga pendidikan Australia – dari universitas hingga pusat pelatihan vokasional – mencapai lebih dari 20.000 hingga bulan Juni tahun ini.
“Hal ini disebabakan semakin banyak keluarga Indonesia yang mengakui bahwa Australia itu lebih dekat, terjangkau dan aman, serta memiliki universitas-universitas kelas dunia,” jelas Duta Besar Grigson.
Lanjutnya, pendaftaran di sektor pendidikan tinggi, kebanyakan terdiri dari mahasiswa yang mengejar gelar, meningkat 8.67 persen ke 9.334 pada kurun waktu yang sama.
Sementara kursus-kursus paling populer bagi warga Indonesia di Australia adalah di bidang manajemen dan niaga, masyarakat dan budaya serta teknik dan teknologi, ada peningkatan nyata pada jumlah mahasiswa yang memilih bidang pendidikan, ilmu alam dan fisika serta pertanian dan lingkungan hidup.
Dan 35 dari 43 universitas Australia telah meraih peringkat pada daftar yang dikeluarkan oleh The Times Higher Education World University Rankings for 2018, menegaskan reputasi Australia dengan riset canggih dan kualifikasi-kualifikasi yang paling dicari.
Universitas Melbourne dan Universitas Nasional Australia masuk dalam daftar 50 besar. Universitas Sydney, Universitas Queensland, Universitas Monash dan Universitas New South Wales juga masuk dalam daftar 100 universitas terbaik dunia.
Salah seorang penerima beasiswa PHd asal Lombok, Ahmad Junaidi menambahkan kalau beasiswa Australian Awards Scholarship (AAS) sangatlah kompetitif, dari 5300 pelamar menjadi 75 penerima beasiswa. Namun, hal itu akan mudah jika benar-benar berusaha dengan mengikuti tips-tips yang ia sudah lakukan.
Pria yang akrab disapa Juned itu mengatakan, tips pertama yakni meningkatkan kemampuan bahasa inggris, kedua perbanyak kontribusi terhadap Indonesia dan ketiga belajar cara mengemas apa yang telah kita lakukan ke dalam sebuah tulisan.
“Untuk beasiswa AAS ini lebih ke kontribusi, jadi semakin besar kontribusi kita terhadap Indonesia seperti menjadi relawan dan memegang posisi pengambil keputusan. Maka akan besar pula peluang lolosnya.” tutup dosen Universitas Mataram itu.
Terkait pemegang posisi pengambil keputusan ucap Juned, itu akan lebih bagus lagi apabila di bidang yang dibutuhkan Indonesia saat ini. Seperti, Kesehatan Masyarakat, Hukum, Konservasi Lingkungan, Pendidikan dan Ekonomi. (mal)