![]() |
lokasi hlangnya lima anak secara misterius (foto:kabarnusa) |
Kabarnusa.com – Warga Banjar Tengah dan Banjar Delod Bale Agung Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembranam Bali masih ramai membincangkan kejadian hilangnya lima orang anak saat malam hari raya idul qurban lalu. Lima anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu, mendadak hilang misterius bahkan ada yang menduga disembunyikan wong samar atau makhluk halus.
Kisah berbau mistis ini, bermula ketika anak-anak itu berjalan-jalan di seputaran tempat tinggal mereka bertepatan saat kajeng kliwon, Rabu 23 September 2015 malam.
Empat orang anak berasal dari Banjar Tengah, masing-masing Gusti Kadek Darmayasa alias Dek Bule (12) (kelas VI), Dewa Putu Bagus Jualiarta (11) (kelas V), Gusti Bagus Dedek Saputra alias Dedek (11) (kelas IV), serta I Kade Jaya Muliarta alias Jaya (8) (kelas III), Sedangkan satu lagi ialah Gusti Putu Agus Cipto Ardika alias Gus Adi (11).
Mereka berlima bertemu Gusti Ngurah Adi Suastika alias Rah Adi (10) (kelas V), janjian menuju Sanggar Seni Saraswati di Banjar Delod Bale Agung, saat malam kajeng kliwon, sekitar pukul 19.00 Wita.
Mereka ingin datang ke sanggar berada di ujung selatan jalan buntu yang juga menjadi jalan menuju Sema Desa Mendoyo Dauh Tukad itu, karena beberapa diantara mereka mengira ada jadwal latihan jegog.
Namun kenyataannya, tidak ada jadwal latihan jegog saat malam kajeng kliwon itu.
Keenam anak yang menyadari kalau besoknya atau Kamis (24/9) adalah hari libur Hari Raya Idul Adha, lalu mutuskan kembali ke utara atau menuju Banjar Tengah , sambil jalan-jalan.
Di tengah perjalan itu, Rah Adi, dijemput ibunya untuk diajak pulang, sehingga tersisalah mereka berlima.
Entah bagaimana, mereka tidak kunjung pulang sampai menjelang tengah malam, sehingga menimbulkan kecurigaan para orang tua.
Gusti Putu Widiantara (40) orang tua anak anak yang sempat hilang, yang juga Kelian Dinas Banjar Tengah. anaknya memang tidak pernah pergi sampai larut malam. Begitu juga saat pamit untuk mengikuti latihan jegog di sanggar.
“Biasanya kalau memang dari sanggar, pukul 21.00 Wita pasti sudah pulang, dan biasa diantar dari pihak sanggar. Tapi kemarin tumben sampai pukul 21.30 Wita tidak ada datang, makanya curiga,” katnya kepada wartawan belum lama ini.
Widiantara sempat mengecek ke beberapa tempat lain, termasuk ke rumah teman-temannya. Ia pun terkejut karena orang tua teman-teman anaknya juga mengaku kehilangan anak mereka.
Mereka semakin curiga terjadi sesuatu terhada anak-anaknya kemudian melakukan pencarian.
kejadiannya juga langsung dilaporkan melalui Babinkantibmas Desa Dauh Tuakadaya, untuk selanjutnya melapor ke Polsek Mendoyo.
Sempat juga dilakukan koordinasi ke pihak Polsek Kawasan Laut Gilimanuk, karena takut hilangnya kelima anak ini adalah penculikan.
Uupaya pencarian ke sejumlah tempat tidak membuatkan hasil, muncul saran para penglingsir serta tokoh di Banjar Delod Bale Agung, untuk melakukan upaya pencarian dengan mengeluarkan baleganjur.
Iring-iringan balaganjur ini, dibawakan di jalan utama sekitar sepanjang 400 meter, dari depan sanggar di wilayah Banjar Delod Bale Agung sampai masuk ke wilayah Banjar Tengah.
Benar saja, sesaat setelah membawa iring-iringan balaganjur itu, dikabarkarkan bahwa kelima anak ini, telah berkumpul di halaman rumah Widiantara.
“Itu ketemu tiba-tiba di rumah sekitar pukul 03.30 Wita. Semua dalam kondisi lemas dan seperti masih sangat ketakutakan,” tambah Widiantara.
Dari pengakuan anak-anak, mereka tidak tahu apa yang telah terjadi. Hanya mereka mengaku sempat melihat endihan (cahaya gaib) berwana merah sebesar semangka yang melayang-layang di lahan perkebunan kosong yang sudah berada di wilayah Banjar Tengah, saat berjalan-jalan sebalik dari sanggar.
Setelah itu mereka tidak ingat apa-apa. Yang diingat saat terakhir lihat endihan itu. Mereka kumpul di depan tempat laundry (seberang lahan kosong tempat melihat endihan), dan memang waktu itu keadaan sepi.
Setelah itu mereka mengaku sudah tertidur, dan baru sadar saat dengar ada bunyi baleganjur, dan lari ke rumah saya,” ujar Widiantara yang juga ditimpali anaknya, Dedek.
Ada yang bilang tidur di kandang kambing di dekat Bale Banjar, satunya lagi ada ngaku tidur di warung dekat sanggar. Kejadian aneh itu, masih menjadi perbincangan warga setempat. (dar)