Moeldoko Rangkul Guru Agama Waspadai Wabah Intoleransi dan Radikalisme di Sekolah

Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menekankan pentingnya guru agama mewaspadai wabah intoleransi dan radikalisme di sekolah. Terlebih beberapa hasil survei sebelumnya menyebutkan, bahwa siswa rentan terpapar paham radikalisme dan melakukan aksi – aksi intoleran. 

28 Juli 2022, 08:09 WIB

Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menekankan pentingnya guru agama mewaspadai wabah intoleransi dan radikalisme di sekolah. Terlebih beberapa hasil survei sebelumnya menyebutkan, bahwa siswa rentan terpapar paham radikalisme dan melakukan aksi – aksi intoleran. 

“Ini harus diwaspadai bersama, terutama oleh para Guru agama yang punya posisi strategis sebagai ujung tombak dalam moderasi beragama melalui pembelajaran dan pendidikan agama secara komprehensif,” ujar Moeldoko saat bertemu pengurus DPP Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII), di gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (27/7/2022). 

Moeldoko menegaskan, pendidikan keagamaan jangan terjebak pada doktrin dan simbol yang bersifat normatif. Tapi harus mengakomodasi substansi agama itu sendiri dalam perspektif yang universal. Seperti ajaran tentang toleransi, kebaikan, akhlak budi pekerti, dan kejujuran. Sehingga, pola pikir anak didik semakin terbuka terhadap ideologi dan komitmen beragama. 

KSP Pastikan Indonesia dan Malaysia Terus Berkomunikasi Terkait Persoalan PMI di Malaysia

“Pembelajaran yang normatif ditambah dengan doktrin-doktrin keagamaan yang tak terkontrol, dapat membuat cara pikir satu arah. Sehingga anak didik tidak mau menerima masukan, bahkan perbedaan,” sambungnya. 

Panglima TNI 2013-2015 ini juga menyebut, sekolah menjadi lembaga publik yang sangat tepat untuk menjelaskan apa makna serta pentingnya kemajemukan dan tenggang rasa antar sesama. Sebab, imbuh dia, di sekolahlah pola pikir sekaligus pola interaksi anak yang heterogen itu mulai hadir dan terbentuk. 

“Sekolah menjadi ruang strategis untuk membentuk mental bagi tumbuhnya watak keberagaman yang kuat. Ini yang harus dijaga,” tuturnya. 

Gubernur Bali Dorong Masyarakat Beli Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai

Sementara itu, Ketua Umum DPP AGPAII Dr. Mahnan Marbawi mengungkapkan, bahwa isu-isu nasionalisme, ideologi Pancasila, dan moderasi beragama menjadi fokus APGAII dalam pengembangan dan penguatan peran guru agama di Indonesia. Terlebih, tambah dia, dalam konteks lokal sekolah, guru agama merupakan panutan.

“Untuk memperkuat peran strategis guru agama dalam moderasi beragama kami (APGAII) sangat membutuhkan dukungan pemerintah. Salah satunya dalam bentuk pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan,” ujar Mahnan. ***

Artikel Lainnya

Terkini