Kabarnusa.com – Muktamar ke-33 Nahdhatul Ulama (NU) di Jombang Jawa Timur harus bisa menjadi tonggak kebangkitan ekonomi umat Islam dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Dalam rangkaian acara Muktamar ke-33 NU, diselenggarakan NU Business Forum 2015. Acara yang diselenggarakan di STIKES Tambakberas itu digelar dari tanggal 1-5 Agustus 2015.
HIPSI (Himpunan Pengusaha Santri Indonesia) sebagai penyelenggara acara mengundang beberapa tokoh lokal dan nasional dalam bidang enterpreneurship maupun pegiat-pegiat koperasi dari seluruh Indonesia.
Moch Arifin, pengusaha muda, mengisi panel diskusi dengan Sandiaga Uno, dengan tema: ‘Peluang dan Tantangan Indonesia di Era MEA’.
Arifin menyatakan, momen Muktamar seharusnya menjadi tonggak kebangkitan umat, dan tidak lama lagi, dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), semua hal akan dikendalikan oleh ekonomi.
“MEA 2015 adalah momentum penanda era perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara. Kita harus berperan aktif dalam momentum ini, dengan terus berupaya meningkatkan daya saing dan kualitas produksi dalam negeri,” ujarnya..
Dalam menghadapi MEA ada lima hal yang harus diperhatikan. Pertama, jangan memulai bisnis dengan hal-hal yang njelimet, lakukan saja.
Kedua, pelaku ekonomi dengan skala mikro seharusnya membentuk himpunan untuk meneguhkan jati diri bangsa dalam arus globalisasi yang tidak terbendung.
Kata dia, ketiga, harus ada proteksi ekonomi terhadap barang-barang produksi dalam negeri, artinya membela produksi dalam negeri juga berarti membeli produksi dalam negeri.
Keempat, kualitas produksi dalam negeri harus terus ditingkatkan, agar budaya konsumtif bangsa dapat diarahkan untuk membeli produk-produk dalam negeri. Kelima, pelaku ekonomi harus memiliki visi yang jelas dan semangat yang sama dalam upaya menjalankan bisnisnya.
“Di atas itu semua, modal yang paling penting sebagai umat Islam adalah ukhuwah, silaturahmi dan perasaan senasib sebagai sebuah bangsa,” jelasnya. (ali)