Musim Hujan, BPBD NTT Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi

23 Januari 2019, 20:09 WIB
Potensi bencana hidrometeorologi yang menyebabkan banjir di sejumlah daerah di Tanah Air/bnpb

KUPANG – Memasuki musim puncak hujan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi. Diperkirakan, hujan lebat akan terus terjadi hingga akhir Januari 2019.

“Berdasar hasil analisis dinamika atmosfer pada 22 Januari 2019, terpantau masih terdapat aliran massa udara basah dari Samudera Hindia yang masuk ke wilayah Jawa, Kalimantan, Bali, NTB hingga NTT,” ujar Kepala BPBD Provinsi NTT Tini Thadeus dalam keterangan resminya di Kupang, Rabu (23/1/2019).

Bersamaan itu, masih kuatnya monsun dingin Asia beserta hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia menyebabkan tingkat penguapan dan pertumbuhan awan cukup tinggi.

Berdasar pantauan pergerakan angin, BMKG mendeteksi adanya daerah pertemuan angin yang konsisten dalam beberapa hari terakhir memanjang dari wilayah Sumatera bagia Selatan, Laut Jawa, Jawa Timur, Bali, hingga NTB dan NTT.

Kondisi itu akan mengakibatkan curah hujan tinggi hingga akhir Januari ini. Dengan demikian maka tentu akan memicu bencana Hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang yang meningkat.

“Kewaspadaan masyarakat menjadi keniscayaan menghadapi fenomena alam ini,” katanya mengingatkan. Untuk itu, diperlukan koordinasi antardaerah untuk menyediakan segala aksi penanggulangan terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut di daerah.

“Teman-teman di daerah terus siaga dan melakukan pemantauan lapangan untuk melakukan aksi-aksi yang diperlukan masyarakat,” katanya.

Thadeus juga meminta masyarakat proaktif membangun komunikasi dengan aparat setempat jika mengalami musibah atau mengetahui ada terdampak bencana di lokasi tempat tinggal, agar bisa segera mendapat pertolongan demi meminimalisir jatuhnya korban.

“Jika penanggulangan dilakukan segera maka dimungkinkan akan mampu menekan jatuhnya korban, makanya butuh koordinasi dan komunikasi yang terbuka apalagi daerah kita ini berpulau-pulau,” imbuhnya.

Di pihak lain, BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca dan kewaspadaan hujan lebat hingga akhir Januari 2019 mendatang. Secara khusus, BMKG melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) di Jakarta tengah memonitor adanya tiga bibit badai tropis di dekat wilayah Indonesia.

Salah satu bibit siklon yang saat ini berada di Laut Timor (94S) berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dalam 3 hari kedepan dan mengakibatkan potensi cuaca ekstrem berupa angin kencang yang dapat mencapai diatas 25 knot terjadi di wilayah Indonesia seperti Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

Melanjutkan imbauan yang telah dikeluarkan sebelumnya pada tanggal 16 Januari 2019, BMKG kembali menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan siaga dalam menghadapi periode puncak musim hujan 2019.

Khususnya akan dampak dari curah hujan tinggi yang akan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang dan angin kencang yang meningkat pada akhir Januari 2019. (adi)

Berita Lainnya

Terkini