![]() |
Kepala BPS Bali Adi Nugroho/ist |
Denpasar – Pada bulan Januari 2020 nilai impor barang Provinsi Bali dari luar negeri mengalami penurunan cukup tajam hingga 48,6 persen dibanding bulan sebelumnya.
Berdasar data dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menunjukkan bulan Februari 2020 tercatat sebesar US$ 11.886.232.
“Tturun sebesar 48,65 persen dibandingkan bulan Januari 2020 (m-t-m) yang tercatat sebesar US$ 23.147.657,” sebut Kepala BPS Bali Adi Nugroho dalam siaran pers, Selasa (1/4/2020).
Adi melanjutkan, secara year on year, impor Bali di bulan Februari 2020 juga tercatat turun sebesar 26,17 persen dibandingkan Februari 2019 (y-o-y).
Jika dilihat dari negara asalnya, impor dari Tiongkok secara (m-t-m) tercatat menurun paling signifikan yakni sebesar 87,69 persen yang terutama disebabkan oleh turunnya impor produk mesin dan peralatan listrik (HS 85).
Sementara itu, impor dari Malaysia secara (m-t-m) tercatat naik tajam hingga 1.193,96 persen yang disebabkan naiknya impor bahan bakar mineral (HS 27).
Secara (y-o-y), impor dari tujuh negara utama asal impor tercatat menurun, dengan penurunan paling signifikan tercatat pada impor asal Perancis yaitu sebesar 72,32 persen.
Di pihak lain, nilai ekspor barang Provinsi Bali ke luar negeri selama bulan Februari 2020 tercatat sebesar US$ 50.764.165 lebih tinggi 8,95 persen jika dibandingkan dengan ekspor di bulan Januari 2020 (m-t-m) yang sebesar US$ 46.595.578.
Secara year on year (dibandingkan Februari 2019), ekspor Bali di bulan Februari 2020 juga tercatat naik sebesar 4,37 persen.
Jika dilihat dari sisi komoditas, ekspor produk berbagai logam dasar (HS 83) dan ekspor produk kain perca (HS 63) dominan berupa surgical mask) tercatat meningkat paling tinggi dengan persentase peningkatan sebesar 192,54% untuk produk berbagai logam dasar.
“Naik 116,03% untuk kain perca (HS 63 dominan berupa surgical mask (masker),” imbuh Adi. (rhm)