![]() |
omed-omedan (foto:istimewa) |
Kabarnusa.com – Usai melaksanakan tapa berata penyepian 21 Maret 2015, kaum muda di Desa Adat Banjar Kaja, Sesetan Denpasar, Bali rutin menggelar tradisi omed-omedan.
Ritual unik digelar Ngembak Geni (sehari setelah perayaan Nyepi). Konon, tradisi ini ada sejak abad ke-17 dan berlanjut hingga kini.
Ketua Panitia omed-omedan, I Made Aria Pramana menuturkan, Omed-omedan berasal dari kata omed yang berarti menarik.
Dijelaskan, suatu kali, warga tidak menggelar tradisi itu, kemudian muncul tanda-tanda bencana ditandai kemunculan dua ekor babi hutan yang saling bertarung.
Tokoh Masyarakat dan sesepuh desa meminta kaum muda-mudi untuk berkumpul dan menyelenggarakan omed-omedan seperti biasa.
Dengan kejadian itu, tradisi terus digelar rutin dengan tujuan agar warga desa terhindar dari malapetaka.
Bahkan, Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mendukung kegiatan itu yang dianggap warisan budaya sehingga harus dilestarikan.
“Kami harapkan kegiatan ini dapat melestarikan budaya omed-omedan dengan melibatkan seka teruna,” ujarnya, Minggu 22 Maret 2015.
Rai Mantra berharap, lewat omed-omedan yang merupakan warisan leluhur yang cukup unik ini dapat menjadi salah satu daya tari pariwisata.
Dalam tradisi itu, melibatkan 150 teruna (pemuda) dan teruni (pemudi) yang ada di Banjar Kaja.
Sebelum tradisi dilakukan, seluruh peserta bersembahyang di Pura Banjar. Setelah itu, ditampilkan tari barong bangkung (barong babi) yang dimaksudkan untuk mengingat kembali peristiwa beradunya sepasang babi hutan di desa ini.
semua peserta harus mematuhi ketentuan. Mereka dikelompokkan menjadi dua yaitu pria dan wanita.
Kemudian kedua kelompok ini berbaris berhadap-hadapan dipandu pecalang. Kemudian.
Secara bergantian dipilih seorang dari masing-masing kelompok untuk diangkat dan diarak pada posisi paling depan barisan.
Kemudian, kedua kelompok saling beradu dan kedua muda-mudi yang diposisikan paling depan harus saling berpelukan dan berciuman.
Saat keduanya saling berpelukan dan berciuman, masing-masing kelompok akan menarik kedua rekannya tersebut hingga terlepas.
Jika kedua muda-mudi ini tidak juga dapat dilepaskan, panitia akan menyiram mereka dengan air hingga basah kuyup.
Ribuan warga dan wisatawan yang tengah berlibur ke Bali menyaksikan tradisi rutin yang dikemas dalam Haritage Omed Omedan Festival 2015. (gek)