Proses pemadaman api dilakukan dengan teknik bakar balik atau membuat sekat bakar,/Dok. BPBD Bali |
Bangli – Teknik bakar balik dipergunakan saat tim gabungan memadamkan kebakaran yang melanda lahan dan semak di Gunung Batur Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Bali.
“Proses pemadaman api tersebut dilakukan dengan teknik bakar balik
atau membuat sekat bakar,” ungkap Plt. Kepala Pusat Data,
Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D. dalam
Siaran Pers BNPB Sabtu (23/10/2021).
Tim gabungan terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli, Kesatuan Pengelola Hutan Konservasi (KPHK) Kintamani, Kodim Bangli, Polsek Kintamani, Damkar Kabupaten Bangli, Masyarakat Peduli Api (MPA).
Selain itu turut bergabung, Kelompok Gunung Sari Mertha dan masyarakat sekitar berhasil memadamkan api yang membakar lahan dan semak kering di Taman Wisata Alam Gunung Batur Bukit Payang (TWAGBBP), Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.
Dari hasil kaji cepat tim BPBD Kabupaten Bangli per Sabtu (23/10) pukul 08.30 WIB, luas lahan yang terbakar mencapai kurang lebih 3 hektar.
Menurut asesmen tim di lapangan, munculnya titik api diduga berasal dari adanya pergesekan ranting yang juga dipicu oleh faktor cuaca yang panas disertai angin kencang pada Jumat (22/10) siang.
“Tidak ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa atas peristiwa tersebut,” sebutnya.
Setelah berhasil memadamkan api di lokasi utama, tim gabungan juga menemukan empat titik api baru yang berada tidak jauh dari lokasi kebakaran sebelumnya.
Titik api baru itu berada di sisi timur punggung Gunung Batur.
Melihat adanya titik api baru tersebut, tim gabungan mengambil langkah cepat untuk pemadaman dan asesmen lebih lanjut.
“Api kemudian berhasil dipadamkan setelah melalui upaya keras seluruh tim, kendati sebelumnya mengalami kendala karena titik lokasi berada pada kemiringan yang curam,” jelasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada tim di lapangan atas sinergitas dan kerja keras, sehingga api bisa dipadamkan.
Adanya potensi ancaman masih ada, sehingga mari semua tingkatkan kewaspadaan terutama masyarakat setempat untuk peduli terhadap lingkungan di sekitarnya.
Pihaknya mengajak masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan untuk mengenali ancaman bencana dan menyiapkan upaya strategi penanganan agar Kita Siap Untuk Selamat.
“Karena esensi utama Penanganan Bencana adalah penyelamatan jiwa manusia,” demikian Muhari. (rhm)