Pameran Kolaborasi Lima Seniman ‘Manus, A Conscious Journey’ di Sudakara ArtSpace Sanur

Ide pameran ini lahir dari beberapa interaksi di komunitas seni yang kemudian berkembang menjadi respons kreatif di antara lima seniman.

15 Desember 2023, 13:38 WIB

Manus dihadirkan di sini sebagai perwujudan simbolis dari pertanyaan tersebut. Apa yang membuat kita menjadi manusia?

Kemampuan kita untuk mengekspresikan diri dalam sistem komunikasi yang kompleks, imajinasi kita dan alasan kita? Apakah semua aspek yang membuat manusia unik?

Manus, Perjalanan Sadar menyatukan lima seniman dalam petualangan masing-masing untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan tersebut.

Wajah Baru Atlas Super Club Bali, Ajak Pengunjung Rasakan Pengalaman Hiburan Next Level

Tak terbatas dan misterius, paradoks yang tak terbantahkan, tak terbatas dan tidak jelas, seperti semua lubang kelinci di dunia yang saling terhubung.

Hal Ini merupakan penjelajahan visual, perjalanan sadar, pemetaan perjalanan kreatif sambil merefleksikan pertanyaan sederhana: Apa itu kemanusiaan?

Menurut Dian Dewi pameran ini berawal dari ketertarikan dengan dimensi intuitif dan emosi yang aneh tapi pekat dari makhluk-makhluk rekaan dalam karya Cryptic Made Kaeks.

By.U #JustforU, Telkomsel Jaring Bakat Anak Muda Bali hingga Nusa Tenggara

Dalam pameran ini Made Kaek menampilkan karya terbaru berupa patung kayu jelmaan makhluk-makhluk cryptic dari karya Made Kaek. Untuk pertamakalinya mahkluk Made Kaek terwujud di alam nyata yang berbentuk tiga dimensi.

Manbutur Suantara, dengan ketepatan puitis fotografi mengekspolasi kesadaran dan sikap manusia yang terbentuk oleh segala hal dalam medan lingkungan. Dengan perbandingan Tjandra Hutama menabalkan kesadaran sosial dalam karya mixed media.

Dibal Ranuh yang biasa menggarap produksi film memberikan sentuhan kreatif sebagai seorang sutradara film dalam karya art film yang memvisualkan manusia kontemporer.

Sedangkan Dian Dewi mevisualkan dengan teknik pencahayaan dalam fotografi dan mixed media ungkapan filsafat yang menginspirasinya.

Karya kolaboratif ini berupaya mengeksplorasi referensi teoretis dari filsafat Hindu Bali untuk menguraikan kemampuan yang dianugerahkan pada makhluk hidup.

Karya-karya ini juga mengusung dualisme yang ada dalam filsafat Barat dan Timur dalam menyikapi pertentangan antara yang terbatas dan tak terbatas; skala dan niskala; ada dan tiada.

Selain menampilkan karya kolaboratif bersama seniman Made Kaek, kelima seniman juga menyajikan karya masing-masing yang melengkapi konsep pameran ini.***

Berita Lainnya

Terkini