Pemulihan Ekonomi Indonesia Semakin Nyata, Selepas Bahaya Deflasi

5 Mei 2021, 23:51 WIB

Jakarta – Sinyal pemulihan ekonomi Indonesia semakin kuat setelah
tingkat inflasi tetap positif dan terkendali hingga Maret 2021, angkanya
berada pada level 1,37% secara year on year (y-o-y).

“Artinya, Indonesia berhasil terhindar dari bahaya deflasi yang bisa
menghambat pemulihan ekonomi,” ujar Deputi III Kepala Staf Kepresidenan
Panutan S. Sulendrakusuma, Rabu (5/5/2021).

Hasilnya pun terpampang nyata, kontraksi ekonomi pada kuartal II 2020 yang
sebesar -5,32% y-o-y, berkurang menjadi -3,49% y-o-y pada kuartal III 2020.

Kemudian membaik lagi pada kuartal IV 2020 menjadi -2,19% y-o-y. Di awal tahun
ini, pada kuartal I 2021 membaik dengan kontraksi -0,74% y-o-y. Secara
keseluruhan, perekonomian Indonesia pada kuartal I 2021 masih mengalami
kontraksi sebesar -0,74% (y-o-y) dan -0,96% (q-t-q).

“Ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi semakin nyata dan bisa terwujud
ke depan,” sambungnya. Realisasi belanja negara pada kuartal I 2021 adalah
sebesar Rp523,04 triliun, naik cukup tinggi dibandingkan kuartal I tahun 2020
sebesar Rp452,41 triliun.

Kenaikan angka APBN terjadi karena naiknya realisasi belanja pemerintah pusat
yang diantaranya pertumbuhan belanja modal yang naik sangat tinggi sebesar
186,2%, belanja barang 82,7%, serta belanja lain-lain.

Pergerakan positif juga terlihat pada realisasi penanaman modal yang tercatat
di BKPM (PMA dan PMDN). Dalam kuartal I 2021 realisasi penanaman modal
mencapai Rp 219,7 triliun atau naik 4,3% (y-o-y). Sementara pariwisata masih
mengalami tekanan.

Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada kuartal 1 2021
mencapai 385,59 ribu kunjungan, turun 16,33% (quartal to quartal/qtq) atau
turun 85,45% (y-o-y).

“Pemerintah terus berusaha memulihkan sektor pariwisata dengan program
vaksinasi dan pemulihan ekonomi,” tuturnya.

Ia menilai, catatan ini mengindikasikan bahwa konsumsi masyarakat ekonomi
menengah ke atas mulai bergerak. “Kenaikan ini mencerminkan perbaikan
perekonomian pada ekonomi kelas menengah ke bawah,” tutupnya. (riz)

Artikel Lainnya

Terkini