![]() |
Paslon Cagub dan Cawagub Bali IB Rai D Mantra Ketut Sudikerta |
DENPASAR– Calon Gubernur Bali Nomor Urut 2, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, menaruh perhatian serius pada sektor pendidikan.
Wali kota Denpasar dua periode ini menyadari, ketersedian guru berkompeten belum merata di seluruh Bali, baik dari sisi jumlah maupun sebarannya.
Hal inilah yang dilihat Rai Mantra, menyebabkan kurang meratanya kualitas lulusan peserta didik. Di wilayah tertentu kualitasnya tinggi, sementara di wilayah lainnya cenderung rendah.
“Tenaga pendidik atau guru jadi persoalan sentral yang menentukan kualitas pendidikan kita,” ujar Rai Mantra, di Denpasar, Selasa (1/5/2018).
Peningkatan kualitas pendidikan, menurut dia, merupakan salah satu program utama Nawacandra yang diusung dirinya bersama Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta).
Salah satu langkah konkritnya adalah dengan mencetak tenaga pengajar profesional, agar jumlahnya sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan, terutama pendidikan dasar hingga SLTA.
Diakuinya, krisis guru, , rawan terjadi terutama di wilayah Bali Utara. Demikian pula di wilayah pedesaan. Padahal, jumlah peserta didik cukup tinggi. Selain itu wilayah pedesaan menjadi titik yang perlu mendapat perhatian lebih serius di sektor pendidikan.
“Kita perlu terus mendorong agar kualitas pendidikan, paling tidak di sekolah negeri, merata antara wilayah perkotaan dan pedesaan,” tutur Rai Mantra.
Menurut dia, peningkatan jumlah tenaga pengajar dapat dilakukan melalui proses rekrutmen berkala sesuai kebutuhan. Sedangkan peningkatan kualitas, dapat dilakukan dengan proses sertifikasi maupun beasiswa khusus guru.
Di samping jumlah dan kualitas, Rai Mantra menyadari kesejahteraan guru menjadi persoalan lama yang harus diberi tekanan serius.
Padahal jika melihat komposisi anggaran yang tersedia, kesejahteraan yang memadai bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan. Pasalnya sesuai ketentuan undang-undang, alokasi dana pendidikan sebesar 20 persen, baik APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten/ Kota.
“Ini soal manajemen dan tata kelola keuangan. Kesejahteraan guru seharusnya menjadi belanja prioritas, sebab guru menjadi kunci kualitas pendidikan,” pungkasnya. (*)