Perayaan Imlek, Sekda Bali: Jaga Keharmonisan dan Jangan Berjarak Antar-warga

24 Februari 2019, 17:30 WIB
sekda4
Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra

Denpasar – Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra meminta masyarakat tetap memelihara keharmonisan dan jangan membuat jarak antarmasyarakat di Pulau Seribu Pura. Semua perbedaan, tidak menjadi momok yang memecah belah kebersamaan di Bali. Semua secara bersama-sama jangan membangun tembok-tembok pemisah,

“Mari bersama-sama, membangun jembatan jembatan penghubung antara perbedaan satu sama yang lain”, hal ini diungkapkan dalam sambutannya mewakili Gubernur Bali dalam acara perayaan Imlek 2570 di gedung Ksirarnawa, Sabtu (23/2/2019).

Hal ini diperkuat tidak adanya catatan buruk yang dimiliki Bali dalam hidup berdampingan antar agama, khususnya dalam hal menjaga keharmonisan ditengah perbedaan. “Keharmonisan inilah yang perlu dijaga, dan jangan pernah membuat jarak yang semakin jauh di antara kita di Bali, agar keberdampingan ini dapat berjalan dengan baik,” imbuh Indra.

Keharmonisan yang nyata dapat dijumpai dalam akulturasi budaya yang semua bisa bersama-sama menyaksikan bagaimana produk budaya dari Tionghoa dan produk budaya dari Bali bisa bersanding bersama.

“Jadi, tidak ada persaingan satu sama yang lain dan kita tetap saling menghargai satu sama yang merupakan modal yang sangat baik untuk sebuah kehidupan bersama menatap masa depan bersama di Pulau Bali,” katanya menegaskan. Selain itu, terdapat beberapa tempat pemujaan yang juga berdampingan utuh sampai saat ini.

Ketua INTI Bali Sudiarta Indrajaya mengatakan dengan mengangkat tema “Membangun Harmoni dan Kebersamaan untuk Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa” mempunyai makna sangat besar dan diharapkan menjadi perekat bangsa.

Nantinya, hal itu dapat mencerdaskan kehidupan bermasyarakat sekaligus meningkatkan karakter sumber daya manusia.

Merayakan Hari Imlek merupakan salah satu ekspresi dari cara untuk saling menghargai dan memaknai perbedaan itu, dan perayaan Imlek ini adalah bagian terpenting dimana bisa menempatkan diri sebagai individu yang sosial dan tidak merasa sebagai orang Bali keturunan A, sebagai orang Bali keturunan C dan lain sebagainya,

“Kita semua berada di tempat ini untuk merayakan hari Imlek 2570 secara bersama-sama, dalam rangka menumbuhkan perasaan-perasaan optimis bersaudara,” tandas pria yang disapa Sin itu.

Untuk menuju perjalanan ke depan bukan tidak mungkin muncul perbedaan karena situasi politik dan situasi perekonomian bisa saja mengantarkan kita ke dalam perbedaan-perbedaan. Jika semua pihak tidak mengelolanya dengan baik maka akan menimbulkan sumber-sumber perpecahan.

Untuk itu, para tokoh-tokoh dari INTI Bali dan juga tokoh-tokoh dari Bali diharapkan semuanya bisa bersinergi untuk mencegah potensi-potensi konflik itu agar tidak berkembang menjadi eskalasi yang lebih luas.

“Kita semua sudah memahami itu dan dalam pengalaman hidup bersama semuanya memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi agar lebih baik,” tutupnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini