Pergolakan Batin Seniman Putu Purwa dalam Karya Lukisan “Awak”

23 Mei 2019, 22:23 WIB
artotel
Seniman lukis Ida Bagus Putu Purwa memamerkan puluhan karyanya di Artotel., Sanur, Denpasar

Denpasar – Seniman Ida Bagus Putu Purwa kembali menggelar pameran tunggal bertajuk awak atau gerak tubuh yang merefleksikan pergolakan batin dan perjuangannya dalam melepas segala bentuk keterbelengguan hidup.

Pameran tunggal seniman lulusan STSI (Institut Seni Indonesia) Denpasar itu, merupakan pameran ketujuh kalinya sejak tahun 2001. Pameran dikuratori Windi Salomo yang juga Art Director Artotel Group dibuka untuk umum mulai 23 Mei sampai 30 Juni 2019 di Artspace Artotel Jalan Kusuma Sari 1, Sanur, Denpasar.

Dalam sesi konferensi pers yang dipandu Marcomm Manager Bali Cluster Artotel, sekaligus pembukaan pameran, Purwa mengatakan, karya yang dituangkan di atas kanvas, memang berbicara tentang diri, tubuh atau awak.

“Tubuh itu bahasa universal, gerak yang kita rasakan berasal dari tubuh,” tuturnya. Sejak mencipta seni lukis, seniman kelahiran Sanur itu, memang mengeksplore bahasa tubuhnya ketika memiliki seorang anak perempuan yang belakangan tumbuh autis.

“Keseharian saya, menggunakan bahasa komunikasi dari gerak tubuh, dari sana awalnya, kemudian tubuh saya mempresentasikan karya,” sambungnya. Dia mengusung konsep pembebasan diri. Jadi, apapun permasalahan yang menghimpit hidupnya, kemudian dilampiasakan dalam lukisan.

Bahkan, jejak awal karyanya pada tahun 2001, lebih ekstrim mengekspresikan karya di mana saat itu, terjadi pergolakan cukup berat saat mendampingi putri tercintanya. “Dulu saya masih berat, dengan kondisi anak saya, bahakn karya saya saat itu merupakan potret diri yang telanjang dengan badan terikat,” tukasnya.

Hingga perjalanan karyanya pada 2007 2007, menggambarkan kebebasan, seiring berkembangnya sang buah harti. “Pameran tunggal di Jakarta 15 Mei itulah tepat kelahiran buat anak saya,” imbuhnya.

artotel%2B2
Salah satu karya seniman lukis Ida Bagus Putu Purwa

Kala itu, Purwa mencari sosok seniman pengganti tubuhnya, yang bisa menari atau memiliki gerak tubuh, kemudian pilihannya jatuh pada seniman tari kontemporer berbakat almarhum Nyoman Sura.

“Saya selalu menyampaikan gestur tubuh itu adalah kekuatan, pergulatan getsur tubuh itub lebih artistik, jadi sebuah pergulatan dalam diri,” imbuhnya. Dalam kesempatan itu,menurut kurator Wandi Saloma, karya Purwa, berbicara tentang tubuh manussia dalam pencarian sejati dan kerindungannya akan kebebasan.

“Karya-karya lukisan Putu Purwa, merupakan cerminan ekspresi dari pencarian kebebasam dan cerminan dari gerakan-gerakan dan penderitaan dari dorongannya sebagai artis untuk menemukan mimpinya,” tutur Wandi.

General Manager Artotel Sanur Bali, Doya A Mahmud, menyampaikan, menjadi kebanggan bagi pihaknya bisa kembali bekerja sama dengan salah satu seniman lokal Tanah Air terutama dari Sanur.

“Kami berharap pameran tunggal ini, dapat dinikmati para pecinta seni kontemporer Indonesia dan masyarakat lainnya, khususnya bagi tamu-tamu yang menginap di Artotel,” demikian Doya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini