Kabarnusa.com – Pembudidayaan ikan di kolam dengan meniadakan penggunaan pelet (makanan ikan pabrikan) sebagai konsumsi makanan mereka bisa mendongkrak peningkatan produksi.
Hal itulah yang telah dilakukan para petani ikan di Provinsi Lampung. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung terus menyosialisasikan pengembangan konsep perikanan organik sebagai bagian dari program peningkatan produksi ikan air tawar pada 2016.
Pasalnya, perikanan organik mampu mendorong peningkatan produksi, terutama di sektor budidaya.
Konsep perikanan organik tersebut adalah pembudidayaan ikan di kolam dengan meniadakan penggunaan pelet (makanan ikan pabrikan) sebagai konsumsi makanan mereka.
“Konsumsi makanan ikan itu digunakan tumbuhan air yang hidup dan dibudidayakan secara alami di areal kolam,” tutur Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, Setiato dalam laman KKPnews.kkp.go.id
Melalui konsep tersebut, ditargetkan akan lebih banyak pembudidaya ikan air tawar dari sektor rumah tangga, mengingat biaya produksi untuk budidaya ikan organik 70 persen lebih murah dari budidaya ikan air tawar non-organik.
Kata dia, selama ini budidaya ikan air tawar lebih didominasi oleh pemodal besar karena operasional yang mahal, 70 persen di antaranya untuk konsumsi makanan ikan atau pelet.
Konsep budidaya perikanan organik, lanjut Setiato, karena meniadakan konsumsi pelet, maka ongkos produksi pembelian pelet tidak masuk dalam biaya produksi.
Konsep perikanan organik akan dikembangkan di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Lampung,
Utamanya di daerah potensial penghasil benih ikan air tawar di Lampung, yaitu Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Kota Bandar Lampung.
Program ini sudah diujicobakan pada 2015 pada dua kabupaten/kota di Lampung, yaitu Kota Bandarlampung dan Kabupaten Mesuji, dengan patin dan gabus sebagai bagian dari jenis ikan yang dikembangkan.
Produksi ikan air tawar pada 2015 mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar 24,33 persen.
Pada 2015, produksi ikan air tawar di Lampung hanya mencapai 60.298,43 ton, sedangkan pada tahun sebelumnya mencapai 74.470,64 ton.
Produksi ikan kolam di Lampung pada 2015 mengalami penurunan 19,84 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2015, produksi ikan kolam hanya sebesar 56.186,48 ton, sedangkan 2014 mencapai 74.470,64 ton. (ari)