![]() |
Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karan |
KARANGASEM– Diperkirakan menjelang perhelatan internasional pertemuan IMF-Bank Dunia di Nusa Bali Oktober 2018 peredaran uang dalam jangka uang mencapai Rp4,6 Triliun.
Kepala Kantor Perwakilamn Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karan mengungkapkan, ajang annuual meeting IMF dan Bank Dunia memberi pengaruh signifikan terhadap segala aktivitas ekonomi dan pariwisata.
Iman menyebutkan, dalam pertemuan penting tersebut setidaknya akan dihadiri 15 ribu orang dari berbagai negara belahan dunia. Mereka tidak hanya datang menghadiri pertemuan penting itu saja melainkan juga membelanjakan uangnya untuk berwisata selama berada di Pulau Dewata.
“Dari spending tamu-tamu yang akan datang sekira 15 ribu orang dan juga dari kegiatan kepanitiaan, kira-kira totalnya mencapai RP4,6 triliun.
Uang dalam jumlah besar itu, yang akan berputar dalam jangka pendek dalam mendukung kegiatan internasional pertemuan atau annual meeting IMF dan WB .
Dalam perhitungan Bank Indonesia, dari spending tamu berjumlah 15 ribu saja bisa mencapai Rp1 Triliuan lebih selama para delegasi dan rombongan berada di Bali. Sebetulnya, pertemuan inti selama dua hari 12 -14 Oktober 2018.
Hanya saja, sebelum tanggal itu, ada banyak kegiatan baik sebelum maupun sesudah tanggal 8 sampai 18 Oktober.
“Nanti ada sekitar 2000 meeting, dengan berbagai tempat di Bali sehingga hal itu mulai spending tamu sampai proyek-proyek infrastruktur dan juga biaya panitia, itu sekitar Rp4,6 Triliun yang semuanya berputar di Bali,” sambung alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu.
Sementara itu, untuk kepentingan jangka panjang diharapkan adanya kepemimpinan Indonesia sehingga event dunia itu sukses digelar di Bali tentunya hal itu akan menjadi contoh. Demikian jika kedepan ada pertemuan-pertemuan diharapkan Indonesia bisa menjadi leader atau pemimpin sehingga ini merupakan keberhasilan kepemimpinan Indonesia.
Selain itu, dari sisi kepentingan pariwisata, Bali akan semakin dikenal mancanegara. Meski Pulau Bali sudah dikenal turis namun ada juga daerah-daerah di sisi utara atau timur yang belum diketahui wisatawan asing.
“Itu dari sisi kepentingan dari Bali, dari daerah lain seperti Lombok, NTT, Sulawesi hingga Sumatra juga sektor pariwisatanya ikut terangkat dengan berbagai pertemuan yang akan digelar di sana dan seterusnya,” imbuhnya.
Kepentingan ketiga, adanya transfer pengetahuan karena akan ada 2000 pertemuan dibahas isu-isu terkini bidang ekonomi dan outlook ekoenomi kedepan. Tentu saja merupakam transfer pengetahun
tentang perkembangan teknologi dan lainnya yang perlu dipelajari dan dikembangkan..
“Mudah-mudahan juga ada deal-deal ekonomi ataupun perdagangan antara pemerintah Indonesia dan negara lainnya tentunya, jadi ada kepentingan jangka pendek dan jangka panjangnya,” imbuh dia.
Iman berharap pertemuan dapat berlangsung aman, lancar dan tertib sehingga bisa membawa nama Indonesia di mata internasional, bahwa Bali itu aman, bersahabat “friendly” dan sangat membangun kepercayaan diri bahwa Bali sangat cocok untuk dijadikan pertemuan-pertemuan lainnya. (rhm)