Pesisir Bali Utara Diprediksi Alami Kekeringan

14 September 2018, 00:00 WIB

DENPASAR– Sejumlah wilayah Kabupaten Buleleng atau pesisir Bali Utara Kekeringan diprediksi akan mengalami kekeringan.

Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi Geofisika (MKG) wilayah III Drs Muhamad Taufik Gunawan menjelaskan, perbandingan awal musim hujan tahun 2018 /2019 terhadap normalnya hujan sekitar 100 persen mundur yaitu 1-3 dasarian

Dari pantauan BMKG, kondisi terkini di beberapa wilayah kabupaten di Bali mengalami musim kekeringan di mana sekira 160 hari tidak turun hujan. Hampir seluruh wilayah Bali tidak turun hujan dalam 10 hari terakhir.

“Beberapa daerah di wilayah Pesisir Utara Pulau Bali mengalami tidak turun hujan dua bulan ini atau lebih dari 60 hari,” ujarnya saat konferensi pers Kantor BMKG Wilayah III Denpasar, Kamis (13/9/2018).

Beberapa wilayah yang tidak turun hujan diantaranya Banjar, Buleleng, Busungbiu, Gerokgak, Kubutam Bahan, Sawan, Seririt Sukasada, Tejakula, Kintamani dan Kubu.

Bahkan, Tejakula dan Kubu, menurutnya sudah mengalami kekeringan meteorologis karena sudah 160 hari tidak turun hujan.

“Berdasarkan dinamika atmosfir terdapat peluang hujan pada bulan September dan Oktober terutama Bali bagian tengah dan selatan dengan frekuensi intensitas ringan-sedang,” ucapnya.

Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana Rahmat Prasetya, kondisi terkini dan prediksi iklim Bali secara keseluruhan memang terjadi kemarau panjang di Pesisir Utara Bali.

Dijelaskan, pada info grafis menunujukkan warna merah, selama 3 bulan tidak hujan itu antara lain di daerah Buleleng dan satu Kintamani, Bangli.

Di wilayah itu, potensi kekurangan air semakin besar kalau tidak ada hujan kemarau panjang di pesisir utara.

“Warna merah transisi banyak musim petir dan hujan. Warna putih potensi kecil potensi hujan sedang ringan,” imbuhnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini