Potret Warga Miskin di Kabupaten Lumbung Pangannya Bali

27 September 2015, 00:00 WIB

PJ%2BBupati%2BKunjungi%2BDayu%2BKetut%2BNadi%2B2

Kabarnusa.com – Kehidupan Dayu Ketut Nadi (70) Banjar Abian Tuwung Kelod, Desa Abian Tuwung Kecamatan Kediri sungguh miris. Selain dihimpit kemiskinan perempuan lajang yang didera lumpuh ini bertahun-tahun tinggal di kamar sempit dan sakitnya tak kunjung sembuh. 

Derita Dayu, tercium Penjabat Bupati Tabanan I Wayan Sugiada sehingga langsung tergerak menemuinya.
Bertahun-tahun, Dayu tinggal di kamar ukuran dua kali tiga meter sehingga sangat tidak layak.

Mendapat kunjungan penjabat bupati, Dayu hanya bisa berkaca-kaca dan menangis dalam keharuan.

Kedatangan Sugiada didampingi Kepala Dinas Sosial Tabanan I Nyoman Gede Gunawan, Camat Kediri Alit Adiatmika, Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Tabanan I Putu Dian Setiawan tersebut disambut isak tangis Dayu.

Dayu Nadi terlihat rikuh dan terus meminta maaf kepada Penjabat Bupati Sugiada atas kondisi kamar yang dia tempati cukup pengap karena minimnya ventilasi.

“Maafkan kondisi kamar saya seperti ini,” ucap Dayu menahan rasa sakit.

Penjabat Bupati Sugiada berusaha menenangkan dan menghiburnya dengan bertanya apakah nenek itu sudah makan.

“Ibu sampun ngerayunin (ibu sudah makan),” tanya Sugiada.

Adik Dayu Nadi berusaha membantu menjelaskan beberapa hal yang ditanyakan Sugiada. Meski dihibur orang yang memimpin Tabanan itu, tangisan Dayu tak kunjung surut.

Akibat sakit yang diderita, membuatnya kesulitan bergerak leluasa menerima tamunya.

Menurut sang adik,  Dayu Nadi sudah pernah diajak keluar kamar untuk melatih kakinya. Namun begitu menjejak tanah, kakinya sama sekali tidak kuat.

Ini membuat Penjabat Bupati Sugiada menjadi penasaran dengan penyakit yang diderita Dayu Nadi.
Terlebih setelah mengetahui kalau nenek tersebut tidak pernah berobat sama sekali. Dia diagnosa penyakitnya tidak jelas antara reumatik atau asam urat.

Kondisi Dayu diperparah dengan kondisi kamarnya yang pengap. Karena seluruh aktivitasnya sehari-hari harus dilakukan di kamar kecil itu.

Mulai dari makan, mejejahitan agar dirinya memiliki uang bekal bahkan sampai buang air. Karuan pengakuan itu semakin membuat Penjabat Bupati Sugiada terenyuh.

Sugiada sempat memegang kaki nenek tersebut saat nenek Dayu Nadi meringis kesakitan.
Tak lama kemudian dia menanyakan obat apa saja yang dipakai Dayu Nadi untuk menahan rasa sakitnya.

Kata Dayu, obat-obatan berupa minyak hangat atau urut tidak memberikan efek bagi kesembuhannya.

Guna meringankan derita Dayu, Sugiada menyerahkan bantuan sembako dan uang tunai untuk membantu kesulitan ekonomi yang dialami Dayu Nadi dalam jangka pendek.

Selebihnya, untuk masalah kesehatannya, Sugiada meminta Dinas Kesehatan untuk membantu Dayu Nadi mendapatkan perawatan medis.

Kepala Dinas Sosial I Nyoman Gede Gunawan meminta agar masalah tempat tinggal Dayu Nadi segera diperbaiki lewat program bedah rumah agar bisa dihuni dengan layak.

Untuk bedah rumah, sejatinya Dayu Nadi sudah sempat didaftarkan pihak desa.  Hanya saja, untuk merealisasikannya pihak keluarga masih perlu melakukan rembug untuk masalah tempatnya.

Untuk jangka pendek, pihaknya akan memfokuskan terlebih dulu bantuan kesehatan bagi Dayu Nadi. Karena penyakit yang dideritanya membuat Dayu Nadi tidak bisa beraktivitas dengan leluasa.

Karena itu dirinya meminta Dinas Kesehatan membantu proses pengobatannya.

Atas sakit Dayu, Dinas Kesehatan diminta menindaklanjutinya.

“Karena indikasinya lumpuh. Kakinya mengecil. Sampai-sampai buang air saja harus di tempat tidur,” bebernya. (gus)

Artikel Lainnya

Terkini