Selain menanam bibit bakau, Traveloka juga turut memberdayakan masyarakat yang tinggal di sekitar Hutan Mangrove di Kecamatan Gerokgak untuk ikut serta dalam pemeliharaan (penyiangan, penyulaman, penjarangan) kelestarian bakau.
Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan Mangrove Nusantara (MATA), organisasi non-pemerintah yang bergerak dibidang konservasi wilayah pesisir, khususnya di kawasan mangrove di Indonesia.
Traveloka juga mengajak para konsumen untuk turut berpartisipasi dalam program ini melalui Group Mission: #PahlawanPohon yang tersedia pada aplikasi Traveloka.
Presiden Jokowi Akan Pamerkan Hutan Mangrove Bali kepada 20 Kepala Negara
Para konsumen dapat memilih banner #PahlawanPohon di laman utama, kemudian memilih ‘Gabung’ pada Group Mission, menyelesaikan misi, dan mendapatkan sertifikat apresiasi.
Co-Founder Traveloka, Albert, mengatakan Traveloka menyadari, sektor swasta memiliki peran penting untuk mendorong industri pariwisata yang ramah lingkungan serta bertanggung jawab, sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan pemerintah.
“#PahlawanPohon merupakan salah satu bentuk tanggung jawab kami sebagai perusahaan yang berkomitmen menjalankan prinsip-prinsip berkelanjutan untuk menjaga pesona ekowisata di tanah air,” tutur Albert.
Kawasan Mangrove Nusa Ceningan Disiapkan Bagi Budidaya Udang, Kepiting dan Kerapu
Pihaknya melibatkan pengguna kami yang berjumlah lebih dari 40 juta orang untuk turut memelihara destinasi wisata melalui program ini.
Albert menambahkan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki banyak keindahan alam yang unik dan menarik, salah satunya yaitu di Kabupaten Buleleng, Bali.
Untuk menjaga kelestariannya sembari memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan, diperlukan upaya ekstra dan keterlibatan berbagai pihak agar destinasi wisata Indonesia dapat terus dinikmati oleh generasi masa mendatang. ***
Ekowisata Hutan Mangrove Jaring Wisatawan di Bali
Deputi Direktur Bidang Iklim, Kota, Energi, dan Laut WRI Indonesia Almo Pradana, menambahkan, kolaborasi yang baik antar pemerintah, swasta, dan publik dapat memberikan kontribusi nyata terwujudnya kelestarian lingkungan yang berkelanjutan, termasuk pengurangan emisi karbon di Indonesia.
Program Penanaman Bakau bersama Traveloka dengan dukungan Kemenparekraf, KLHK, dan pemerintah setempat tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, tapi juga mendukung keberlangsungan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, khususnya di kawasan Kabupaten Buleleng.
Berdasarkan riset yang dirilis WRI tahun 2020, 1 pohon bakau mampu menyerap 100 kilogram karbon dioksida (CO2). Jumlah ini setara emisi karbon yang dihasilkan dari 400 km perjalanan dengan mobil, 1.160 km perjalanan dengan motor, atau penggunaan pendingin ruangan (AC) selama 3 hari (72 jam).
Selain menjadi langkah efektif untuk menekan emisi karbon, penanaman bakau juga dapat mendorong pelestarian ekowisata dan mengembangkan pariwisata berkelanjutan. ***