Kabarnusa.com – Derita Ni Ketut Sukarmi (40) salah satu di antara warga miskin di Kabupaten Tabanan yang mengalami lumpuh bertahun-tahun mengundang keprihatinan Penjabat Bupati Wayan Sugiada yang tergerak membantu meringankan beban hidupnya dengan memfasilitasi pelayanan kesehatan gratis.
yang tinggal di Banjar Mambang Tengah, Desa Mambang, Selemadeg Timur mengundang keprihatinan Penjabat Bupati Tabanan I Wayan Sugiada.
Penjabat Bupati Sugiada menjenguk Sukarmi yang sudah puluhan tahun tidak bisa beraktivitas akibat penyakit yang diderita.
Di rumah Sukarmi, Sugiada didampingi Kepala Dinas Sosial I Nyoman Gde Gunawan dan Kabag
Humas dan Protokol I Putu Dian Setiawan, diterima keluarga Sukarmi yakni ibu kandungnya, Ni Nyoman Sungkrung (80), dan kakaknya, I Ketut Wirka (48).
Sugiada sempat berbincang dengan Sukarmi di bale gede, tempatnya berbaring sehari-hari di bale. Sukarmi sehari-harinya tidur di sebuah tempat tidur kayu yang kondisinya rusak.
Sukarmi sempat bangun dan berusaha duduk dibantu kakaknya. Sayangnya, obrolan singkat itu tidak berlangsung lama, karena Sukarmi sendiri tidak tahan duduk berlama-lama.
Apalagi Sukarmi sendiri tidak mendengar dan melihat.
Wirka diminta untuk menidurkan Sukarmi seperti semula. Obrolan siang itu akhirnya lebih banyak berlangsung bersama keluarga Sukarmi.
Kepada Sugiada, keluarga menceritakan penyakit Sukarmi termasuk upaya pengobatan yang telah dilakukan.
Sejak SD Sukarmi mengalami pembengkakan di bagian kakinya. Bahkan, menurut ibunya, Sungkrung, tubuh Sukarmi sempat gemuk hingga sering diejek teman-temannya.
Begitu menginjak dewasa, Sukarmi menjalani upacara metatah atau potong gigi. Usai menjalani upacara itu, pembengkakan di kakinya berangsur hilang.
Namun setelah itu, kondisi Sukarmi justru semakin memburuk. Dia lumpuh dan disusul rabun yang berujung kebutaan, tuli, hingga gangguan kejiwaan.
“Begitu bengkaknya di kaki hilang, dia justru lumpuh. Habis itu matanya juga mulai rabun. Terus dia juga tidak mendengar,” tutur Wirka.
Upaya pengobatan sudah berulang kali dilakukan keluarganya. Untuk kebutaan yang dialaminya sudah sempat diperiksaan ke dokter spesialis mata di Rumah Sakit Indera. Sedangkan untuk kejiwaannya juga sudah sempat diobati ke psikiater.
Sayangnya, usaha itu tidak kunjung membuahkan hasil. Kondisi Sukarmi tidak berubah sama sekali sampai sekrang.
Praktis, pengobatan yang dilakukan hanya mengandalkan layanan Pustu (Puskesmas Pembantu).
Bahkan sering kali, petugas dari Pustu yang datang langsung ke rumah untuk memeriksa kesehatan Sukarmi.
Setelah mendengar kisah derita Sukarmi, Sugiada memberikan uang tunai dan sembako. Bantuan ini untuk menutupi kebutuhan hidup Sukarmi dan ibunya dalam jangka pendek.
Selebihnya, untuk bantuan lebih lanjut terutama pengobatan akan dilakukan setelah pihak keluarga rembug.
“Lengkapi administrasinya. Kita dari Pemkab Tabanan siap membantu dan memfasilitasi bila memang perlu melakukan pengobatan lebih lanjut,” ujar Sugiada kepada Wirka dan ibunya.
Dinas Sosial siap memfasilitasi pengobatan yang diperlukan Sukarmi. Termasuk berobat ke Rumah Sakit Jiwa Bangli.
“Cuma untuk itu perlu kesediaan dari pihak keluarga. Kalau kami asal mengajak berobat saja khawatirnya menimbulkan ketersinggungan. Kalau bersedia kami siap memfasilitasi. Tolong dirembugkan dulu,” ujar Gunawan menimpali. (gus)