Puskor Hindunesia Desak PHDI Sikapi Reklamasi Teluk Benoa

12 Oktober 2015, 03:00 WIB

diskusi%2Bpuskor

Kabarnusa.com   Parisada
Hindu Dharma Indonesia (PHDI) diminta bersikap tegas menyikapi rencana reklamasi
Telok Benoa di Kabupaten Badung yang terus menuai kontroversi di masyarakat.

Desakan itu mengemuka dalam diskusi panel  bertajuk “Memperkuat Solidaritas dan
Sinergitas Umat, Dalam Menjaga Bali sebagai Barometer Hindunesia” di Kampus
Unhi MInggu (11/10/2015).

Diskusi dihadiri Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Bali,
Paiketan Puri se-Jebag Bali, Tokoh Hindu, akademisi, mahasiswa dan anggota
Puskor Hindunesia (Relawan dharma) berjalan cukup alot.

“PHDI sebagai lembaga umat yang seharusnya memberikan
pandangan dan kajian  dalam perspektif
agama dalam menyikapi isu tersebut selama ini disorot masih abu-abu,” tukas Ketua
Pusat Koordinasi Hindu Indonesia (Puskor Hindunesia) Ida Bagus Ketut Susena dalam
keterangan tertulisnya diterima Kabarnusa.com.

Kata Susena, seharusnya Parisada memiliki sikap tegas dengan
pandangan agama yang kuat. Sehingga memberikan penjelasan secara utuh bagi umat
Hindu di Bali.

Selain masalah keumatan, isu pelemahan (lingkungan),
khususnya reklamasi Telok Benoa menjadi perhatian serius peserta diskusi.

Seharusnya PHDI sebagai majelis tertingi umat Hindu bisa
memberikan contoh. Bukan sebaliknya, Bersikap gamang dalam bersikap atas isu
yang menyita perhatian masyarakat luas.

Pihaknya juga menyayangkan, Parisada  tidak memiliki sikap yang jelas atas reklamasi
sebagai perpanjangan tangan dari umat Hindu baik di tingkat provinsi maupun
pusat.

“Kami mempertanyakan komitmen mereka dalam menjaga alam
Bali,” tukas Susena

Menurutnya,  PHDI
memiliki power yang cukup kuat dan
memiliki akses ke pemerintah agar proyek 

tersebut ditunda. Namun, sayang
tanda-tanda itu tidak ditunjukkan.

Bahkan, saat Ketua PHDI Pusat Sang Nyoman Suwisma hadir
membuka acara,  memilih meninggalkan  diskusi sebelum berakhir dengan dalih acara
pesamuhan PHDI di Denpasar.  Padahal,
sesuai agenda, ia didaulat menjadi pembicara dalam diskus.

“Kalau kecewa sudah pasti, padahal kita ingin juga
memberikan masukan-mauskan agar bisa menjadi 
agenda  PHDI,”aku Susena.

Dalam diskusi, kata dia sebenarnya  yang juga mengundang PHDI Bali namun tidak
hadir.

Pengurus Paiketan Puri se-Jebag Bali Anak Agung Gde Agung
Bagus Sutedja mengatakan, secara prinsip sejalan dengan visi dan misi Puskor
Hindunesia dalam penyelamatan alam Bali.

Dalam beberapa kali diskusi yang diikuti, ia menyimpulkan reklamasi
tidak bisa sepenuhnya diterapkan di Pulau Bali dengan kondisi sosial, budaya
dan religius yang ada.

“Isu ini juga akan kami kawal dalam internal Paiketan Puri
se-Jebag Bali. Yang jelas kami komit (menolak reklamasi) ,”tegasnya.

Selain menyikapi masalah lingkungan, acara yang dirangkai
dengan Krya Sabha Dekornas Puskor Hindunesia 2015 ini juga menyikapi berbagai
masalah keumatan di Bali dan Indonesia. 

Mulai masalah SDM, pendidikan, pemberdayaa umat,  pelaksanaa praktik beragama dan penguatan
koordinasi dan kinerja para relawan yang tersebar di berbagai daerah di Tanah
Air. (gek)

Artikel Lainnya

Terkini